Mohon tunggu...
Syifa Amalia
Syifa Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Pencerita

Kadang nulis, kadang nonton film || Find me on Instagram @syifaamaliac.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Film "Tick, Tick... Boom!", Dilema Batas Awal dan Akhir

21 November 2021   12:44 Diperbarui: 29 Maret 2022   12:55 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Tick, Tick...Boom (Sumber:  Netflix)

Ia menggantungkan semua harapannya pada pertunjukkan lokakarya musikal fiksi ilmiah itu. Ia merasa hal itu harus terjadi sebelum usianya benar-benar menginjak tiga puluh tahun.

Keadaan Berkabung Terus Menerus

Tidak ada yang lebih sulit dibanding melihat pencapaian orang-orang sekitar yang sedemikian cemerlang dan mentereng sementara apa yang kita hadapi masih di tahapan mencari jalan keluar dari kehidupan yang sulit. 

Orang-orang terus bertumbuh dan kita hanya berjalan di tempat yang sama tetap angkuh dengan pikiran sendiri.

Jonathan Larson sedang berada di keadaan yang seperti itu kurang lebih. Ia telah lama menjalin hubungan dengan Susan (Alexandra Shipp) seorang penari kontemporer, namun sedikit lebih banyak mendapat pengakuan dan kesuksesan secara profesional. 

Hubungan ini kemudian ia pertanyakan semenjak Susan mendapat tawaran pekerjaan di sebuah perusahan tari di Berkshires, dan Jonathan tidak bisa membuat keputusan yang tegas akan hal itu. 

Susan berpikiran untuk mengajaknya k esana. Jonathan ingin bersamanya, tapi di sisi lain tidak bisa meninggalkan karirnya di sini yang hampir menemui titik terang. 

Jonathan tidak mengiyakan, tidak menolak, tidak salah satunya. Ia mengulur waktu sampai waktu tidak bisa menunggunya lagi.

Satu hal lagi dimana ia merasa kini ia benar-benar sendiri dan segala sumber inspirasinya mengering. Ia akan ditinggalkan hanya dengan dirinya sendiri sebagai seorang kegagalan yang menyedihkan.

Baru-baru ini ia ditinggalkan oleh sahabat seumur hidupnya, Michel (Robin de Jess). Ia pernah berdebat dengannya setelah Jonathan sengaja mengacaukan nama baiknya di suatu diskusi grup untuk sebuah iklan.

Ia mencela Michel yang terlalu mendewakan uang, sebaliknya Michel menganggap Jonathan terlalu idealis yang selalu berpikir membuat seni adalah sesuatu yang besar dan paling besar diantara pekerjaan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun