Mohon tunggu...
Syifa Amalia
Syifa Amalia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lestarinya Budaya Indonesia, Siap Membangun Negeri Dalam hal Pembangunan!

27 Maret 2016   17:54 Diperbarui: 5 April 2016   18:22 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masyarakat terbentuk melalui sejarah yang panjang, perjalanan berliku, tapak demi tapak, trial and error. Pada titik-titik tertentu terdapat peninggalan-peninggalan yang eksis atau terekam sampai sekarang yang kemudian menjadi warisan budaya. Warisan budaya inilah yang nantinya akan di turunkan dari generasi ke generasi sehingga menjadi sebuah tradisi di setiap jejaknya.Begitu pula dengan tradisi di Negara Indonesia yang sangat banyak memiliki warisan budaya yang terdapat di setiap daerahnya oleh peninggalan para leluhur. Hal ini terjadi salah satunya karena letak Indonesia yang sangat strategis dan dahulunya menjadi jalur perdagangan Internasional.


Indonesia merupakan suatu negara yang sangat kaya akan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dimana masing-masing suku bangsa tersebut memiliki perbedaan dan keunikan baik dari segi bahasa daerah, adat istiadat, kebiasaan, dan berbagai hal lain yang memperkaya keanekaragaman dari budaya Indonesia itu sendiri. Khususnya pulau Bali budayanya yang sangat indah dan mampu membuat Negara lain terkesima akantradisi dan budaya Bali.


“Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu - individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain”pendapat ini dikemukakan oleh Mitchel. Artinya sebuah perilaku atau tindakan untuk dirinya atau orang lain akan di dasari dengan sebuah pengetahuan baik itu berupa kepercayaan atau moral yang sesuai dengan hokum. 

Dengan kata lain segala tindakan yang kita lakukan harus sesuai dengan akal yang sehat dan mengikuti aturan yang berlaku. Sedangkan menurut Gidden, kebanyakan apa yang dianggap tradisi di masa kini, telah melewati batas waktu dengan mengalami penyesuaian dengan perkembangan-perkembangan baru. 

Artinya, perkembangan pengetahuan dan pengalaman manusia pendukung budaya akan mampu mendukung eksistensi budaya dan mereduksi nilai-nilai artifisial sehingga ada kebudayaan yang bersifat mendalam dan ada yang hanya bersifat nampak dipermukaan dan akan bertahan sesaat. Dalam hal ini diwakili oleh budaya lokal yang memiliki nilai-nilai yang tinggi. Baik nilai-nilai bersifat filosofis, sosiologis, dan produk budaya yang dihasilkan dari semangat budaya yang khas.


Budaya sangat penting ditanamkan kepada anak sejak dini. Karena dengan budaya itu sendiri akan memberikan dampak yang positif untuk perkembangan jiwa dan mental anak. Memberikan pendidikan budaya terhadap anak sama halnya dengan mendidik anak seperti yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantoro dengan ”3 ING” Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Prinsip memberikan contoh di depan, memberikan dorongan di tengah memberikan pengawasan di belakang tidak lagi diunggulkan sebagai pembentuk budi pekerti luhur.

 Jika hal ini diterapkan kepada anak didik maka kelak dia kan tumbuh menjadi pemuda yang berwawasan ke depan dan menghargai suatu pendapat dan cinta akan tanah airnya. Ketika anak sudah dewasa dan mengerti betapa pentingnya budaya itu, sama halnya seperti kewajiban kita belajar di sekolah yang harus mengikuti aturan berlaku, begitu pula dengan budaya. Dengan demikian kita sebagai generasi muda sudah diwajibkan untuk melestarikan budaya yang ditanamkan pada diri kita. Tidak hanya satu budaya yang kita kenal di Indonesia namun banyak budaya yang harus kita hargai dan selalu kita lestarikan, karena dengan adanya budaya yang kuat rasa kesaudaraan akan semakin dekat.


Memperkenalkan sebuah budaya kepada Negara tetangga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Masih banyak hal yang perlu kita lakukan tidak hanya berusaha namun harus mempunyai tekad atau niat yang kuat untuk membangun negeri ini. Kita sebagai Mahasiswa yang tugasnya adalah masih belajar namun di masyarakat kita tidak bisa terlepas dari ikatan kenegaraan dan cinta akan tanah air. Melihat budaya yang beraneka ragam di Indonesia pasti akan mengundang banyak wisatawan yang berkunjung untuk mengetahui tradisi yang terdapat di Indonesia. 

Apakah wisatawan yang berkunjung hanya ingin mengetahui bagimana budaya kita di Indonesia ?. Wisatawan yang berkunjung tidak hanya ingin mengetaui budaya kita, namun mereka juga ingin meniru bahkan bisa mengambil alih budaya kita. Seperti kasus tari Pendet yang diakui oleh Negara tetangga kita yaitu Malaisya, bahwa Tari Pendet itu berasal dari negaranya, seperti kita ketahui bersama bahwa Tari Pendet sudah ada di Bali sejak dulu bahkan namanya pun bukan pendet namun pependetan. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa sangat diwajibkan menjaga dan melestarikan budaya kita ini agar tidak di tiru atau di curi oleh Negara lain.

Penulis telah memikirkan untuk mencapai keberhasilan dalam memajukan kebudayaan Indonesia dan pembangunan nasional. Pelajaran pertama yaitu tentang bagaimana memaknai sebuah nasionalisme, jangan pernah tinggalkan Indonesia. Rasa malu dan muak pun harus kita tinggalkan. Pelajaran kedua untuk beranilah bermimpi, hingga membuahkan hasil yang spektakuler. Sama halnya dengan Indonesia dalam konteks negara. Indonesia memiliki potensi meskipun juga terbelit dengan begitu banyak masalah multidimensi.

 Kita harus optimis dan berani bermimpi, bahwa kita mampu menjadi negara yang besar di kemudian hari. Pelajaran ketiga yaitu Just be yourself. Kita tak harus menjadi orang lain untuk menjadi berguna bagi Indonesia. Just be you: Kenali diri, gali potensi dan maksimalkan sosok berpotensi yang harus tumbuh dan berkembang di semua kehidupan; politik, ekonomi, sosial, seni dan budaya, pendidikan dan pertanian, peternakan, kesehatan, dan semuanya, sebagai tiang penyangga yang akan membangun “mimpi besar” Indonesia di kemudian hari. 

Pelajaran berharga keempat adalah think globally, act locally. Misalnya, seorang Dynand bermimpi menjadikan Jember sebagai Kota Karnaval yang setara dengan Kota Karnaval kelas dunia dengan menjadikan Rio de Jenairo sebagai pembanding. Pelajaran yang terakhir atau kelima adalah forward looking atau berpikir jauh ke depan dan merencanakan apa yang akan kita lakukan satu atau tiga bahkan beberapa tahun ke depan.


Pemerintah perlu melakukan terobosan dengan memberlakukan Hari Budaya Nusantara. Hari di mana tiap-tiap provinsi atau minimal desa memiliki hari budaya masing-masing yang telah disepakati oleh perangkai pemerintah setempat. Setiap daerah wajib menggali budaya daerah serta mentransformasikannya ke dalam sebuah pertunjukkan budaya di daerah tersebut. Penentuan hari budaya juga tidak sembarangan karena harus memiliki nilai-nilai history serta muatan lokal yang berkembang di daerah masing-masing. Seperti yang ada di Bali meski itu tidak menjadi Hari Budaya namun sudah memasuki kategori pertunjukan budaya atau kesenian yang berada di daerah Bali yaitu Pesta Kesenian Bali atau disingkat dengan PKB. 

PKB adalah pesta atau semua tradisi, kesenian yang ada di Baliakan dipentaskan di depan wisatawan asing maupun domestic dan tidak terlepas dari penonton lokal. Hal ini sangat bernilai positif dari kalangan masyarakat bali dan pemerintah. Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan diselenggarakannya Hari Budaya Nusantara bagi pemerintah dan warga setempat. Pertama, inventarisasi aset budaya bangsa. Dengan hari tersebut, kita bisa mempatenkan budaya tiap-tiap daerah serta bisa juga membuat database seluruh budaya Indonesia. 

Jadi, kita mampu membungkam anggapan bangsa asing bahwa kita mengabaikan budaya kita sendiri. Kedua, nation building and character building yang terwujud. Agenda ini mampu membangkitkan wawasan kebangsaan. Dengan mengetahui nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam Hari Budaya Nusantara di tiap-tiap daerah, akan mampu membangkitkan rasa nasionalisme serta mampu membentuk karakter bangsa yang asli. Orang Indonesia yang rajin, ramah, telaten, dan beradab akan menjadi cermin bahwa pembangunan budaya juga ikut andil dalam pembangunan karakter bangsa. 

Diharapkan dengan ini kita juga bisa memadukan kearifan lokal nilai-nilai global, sehingga adopsi yang kita lakukan mampu membentuk budaya dan karakter yang unik dan khas untuk Indonesia. Ketiga, mengangkat ekonomi masyarakat dan negara. Hari Budaya Nusantara yang berbeda tiap daerah memungkinkan setiap saat dikunjungi wisatawan domestik maupun internasional. Secara otomatis akan menambah devisa negara dan menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakatnya. 

Tidak boleh dilupakan juga perlunya promosi, pengelolaan serta bantuan pemerintah untuk membantu budaya di tiap-tiap daerah untuk terlaksana dan berkembang karena hal ini bersifat mutualisme. Selain pesta kesenian bali atau PKB kita sebagai mahasiswa sangat dituntut untuk berkreativitas dan berwawasan dalam menemukan sesuatu yang bernilai positif dan tentunya dapat memberikan sebuah peluang untuk mensukseskan pembangunan nasional Indonesia. Dalam hal ini mahasiswa bisa berkreativitas untuk melestarikan sebuah tradisi yang sudah tenggelam dari derahnya. Artinya; peran mahasiswa untuk menyelamatkan budaya Indonesia yang tidak pernah di lakukan,

yaitu berkreativitas untuk mengkreasikan beberapa unsure tradisi lama dengan tradisi baru yang sedang trendi di jaman ini. Dengan demikian tradisi lama yang awalnya dipandang sebelah mata sekarang menjadi sebuah kesukaan oleh masyarakat tersebut. Seperti budaya wayang yang dulunya dipandang sebelah mata oleh rakyat bali bahkan hampir tenggelam di kalangan masyarakat.

 Namun berkat ideatau inisiatif dan inovatif oleh dalang I Wayan Nardayana, dia mampu memberikan sebuah inspirasi dan motivasi bagi dalang yang lainnya untuk mengubah tema dari wayang agar tradisi wayang tidak dilupakan atau terlihat membosankan dihadapan penonton. Dengan ide beliau mampu melestarikan budaya atau tradisi wayang menjadi pilihan nomor satu di kalangan masyarakat Bali.Budaya wayang sekarang dengan yang dahulunya memang sangat jauh perbedaannya. Pementasan wayang terdahulu pengambilan tema cerita/lelampahannya adalah cerita kerajaan seperti cerita Ramayana, Mahabrata,dan lain-lainnya.

 Namun tema di jaman sekarang ini lebih mengarah ke tingkah laku atau tentang kehidupan sehari-hari, dengan demikian para penonton tidak akan merasa bosan atau tidak mengerti dalam penyampaiannya.


Kelestarian budaya sebenarnya tergantung pada pola pikir manusia itu sendiri untuk mempertahankan apa yang telah diwariskan oleh leluhurnya. Indonesia yang kaya akan budaya di masing-masing daerah justru memberikan suatu peluang besar untuk mendapatkan sebuah keuntungan yang nantinya bisa membantu dalam pembangunan nasional. Dengan adanya budaya di masing-masing daerah kita menjadi lebih dekat,saling mengerti, ada rasa gotong royong untuk satu tujuan dalammelestarikan sebuah budaya kita ini. Mengapa di sekolah diberikan pelajaran seni dan budaya?. Pemerintah dalam hal ini sudah memprogramkan bahwa dalam pelestarian budaya tidak bisa diberikan secara langsung atau setelah mereka dewasa saja, namun akan diberikan secara berkala yaitu sejak mereka mulai belajar atau mengenal pendidikan pertama sudah diperkenalkan dengan pelajaran budaya, baik itu dalam pengertian budaya, 

makna budaya dalm diri sendiri dan orang lain, dan pelestarian budaya yang tidak kalah pentingnya. Hal ini diterapkan oleh pemerinta agar nantinya mereka bisa mengerti dan mengetahui betapa indah dan pentingnya budaya kita. Walaupun penanaman budaya Indonesia sudah diberikan sejak mereka mengenyam pendidikan pertama di sekolah dasar, namun kedatangan budaya asing membuat budaya Indonesia terpinggirkan. Maraknya persaingan global dan tidak lama lagi tahun 2015 akan di sah kannya pasar bebas di negeri ini, hal ini akan berpengaruh negative dalam pelestarian budaya Indonesia jika semangat kaum muda dan mahasiswa lebih menyukai budaya asing. 

Di jaman yang modern ini kaum muda bahkan anak-anak lebih menyukai budaya asing, seperti berkaian yang mini atau pendek, mewarnai rambut, bahkan karakter dan tingkah laku anak-anak jaman sekarang sudah melewati dari batas yang di berikan oleh orang tuanya. Jika anak-anak sebagai aset bangsa yang paling berharga dalam menuju pembangunan nasional terjerus ke hal yang negative, bagaimana dengan nasib bangsa ini. Dalam mengatasi ketidakadilan ini peran orang tua juga sangat dibutuhkan dalam mendidik anak dengan penanaman cinta akan budaya dan kejujuran sangat diperlukan, hingga kelak bisa menjadi anak yang disiplin cintak akan tanah air, dan tidak terpengaruh oleh budaya asing.


Penulis sebagai mahasiswa memilih contoh industri film sebagai langkah awal ekspansi budaya secara serius. Film yang penulis maksud meliputi film layar lebar dan sinetron di televisi. Format audio visual memungkinkan film untuk menarik perhatian lebih besar, menjadikannya efektif dalam komunikasi massa. Alur cerita akan memudahkan para menonton untuk menangkap maksud film dengan cara yang menyenangkan, sementara film juga mudah disisipi pesan-pesan sampingan yang tidak begitu disadari seperti iklan dan propaganda. 

Apabila produk-produk budaya yang kita pelopori oleh perfilman telah berhasil meraih pasar dan menumbuhkan minat terhadap budaya Indonesia di manca negara, maka tugas berikutnya adalah memelihara dan mengembangkan minat itu dari sebuah infiltrasi menjadi suatu gelombang budaya Indonesia yang deras. Pada tahap ini, produk-produk budaya lainnya seperti musik, literatur, hingga fashion akan berperan penting untuk menarik dan mengikat minat budaya itu lebih jauh dan lebih kokoh lagi. Jika kelompok-kelompok fans telah terbentuk di manca negara, maka para selebriti Indonesia akan meraih momentumnya untuk gointernational

. Trend-trend yang berlaku di Indonesia akan turut digandrungi pula di negara-negara yang telah menerima ekspansi budaya kita. Ini bisa diiringi pula dengan masuknya produk-produk lain seperti beragam manufaktur yang membawa nama dan gaya hidup Indonesia. Selangkah demi selangkah, kita menuju hegemoni budaya Indonesia.

 Selanjutnya jika saatnya tiba, kita boleh tersenyum melihat budaya Indonesia berkibar di mana-mana.
Sebelum Indonesia hanya tinggal nama, lewat tulisan ini, penulis ingin memberikan suatu kontribusi pemikiran yang dapat dijadikan alternatif solusi untuk menanggulangi lemahnya perlindungan kebudayaan negeri dan lemahnya rasa nasionalisme bangsa untuk mewujudkan pembangunan nasionan.

 Harapannya kebudayaan-kebudayaan tradisional negeri yang kita miliki tidak dapat diklaim seenaknya lagi oleh negara lain dan rasa nasionalisme untuk membangun negeri akan semakin terpupuk dan meningkat. Di Jepang, pemerintahnya telah mengeluarkan kebijakan One Village One Product (OVOP). Setiap desa di Jepang, diharuskan untuk menghasilkan minimal satu produk unggulan yang dapat menjadi sumber penghasilan daerahnya. Program ini mestinya dapat ditiru oleh pemerintah Indonesia. 

Setiap desa dituntut untuk mengeluarkan produk sesuai potensi yang dimilikinya sehingga produk tersebut dapat menjadi ikon desa tersebut. Program ini memiliki beberapa manfaat sekaligus, yaitu mengasah kreativitas masyarakat dalam memberdayakan potensi daerahnya, menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi dalam dinamika produksi yang pada akhirnya terus menggiatkan roda perekonomian negara.


Semoga tulisan ini dapat menginspirasi kita semua dalam memaknai dan membangun Indonesia tercinta, menjaga kualitas dan kuantitas kebudayaan Indonesia yang telah ada dari pengaruh kebudayaan asing, dan menciptakan karya cipta budaya yang bermakna pendidikan bagi setiap elemen masyarakat. Jadi, kita merasa bangga dan tak malu menjadi ‘Orang Indonesia’. Indonesia, aku bangga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun