Mohon tunggu...
Syifa Amalia
Syifa Amalia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lestarinya Budaya Indonesia, Siap Membangun Negeri Dalam hal Pembangunan!

27 Maret 2016   17:54 Diperbarui: 5 April 2016   18:22 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di jaman yang modern ini kaum muda bahkan anak-anak lebih menyukai budaya asing, seperti berkaian yang mini atau pendek, mewarnai rambut, bahkan karakter dan tingkah laku anak-anak jaman sekarang sudah melewati dari batas yang di berikan oleh orang tuanya. Jika anak-anak sebagai aset bangsa yang paling berharga dalam menuju pembangunan nasional terjerus ke hal yang negative, bagaimana dengan nasib bangsa ini. Dalam mengatasi ketidakadilan ini peran orang tua juga sangat dibutuhkan dalam mendidik anak dengan penanaman cinta akan budaya dan kejujuran sangat diperlukan, hingga kelak bisa menjadi anak yang disiplin cintak akan tanah air, dan tidak terpengaruh oleh budaya asing.


Penulis sebagai mahasiswa memilih contoh industri film sebagai langkah awal ekspansi budaya secara serius. Film yang penulis maksud meliputi film layar lebar dan sinetron di televisi. Format audio visual memungkinkan film untuk menarik perhatian lebih besar, menjadikannya efektif dalam komunikasi massa. Alur cerita akan memudahkan para menonton untuk menangkap maksud film dengan cara yang menyenangkan, sementara film juga mudah disisipi pesan-pesan sampingan yang tidak begitu disadari seperti iklan dan propaganda. 

Apabila produk-produk budaya yang kita pelopori oleh perfilman telah berhasil meraih pasar dan menumbuhkan minat terhadap budaya Indonesia di manca negara, maka tugas berikutnya adalah memelihara dan mengembangkan minat itu dari sebuah infiltrasi menjadi suatu gelombang budaya Indonesia yang deras. Pada tahap ini, produk-produk budaya lainnya seperti musik, literatur, hingga fashion akan berperan penting untuk menarik dan mengikat minat budaya itu lebih jauh dan lebih kokoh lagi. Jika kelompok-kelompok fans telah terbentuk di manca negara, maka para selebriti Indonesia akan meraih momentumnya untuk gointernational

. Trend-trend yang berlaku di Indonesia akan turut digandrungi pula di negara-negara yang telah menerima ekspansi budaya kita. Ini bisa diiringi pula dengan masuknya produk-produk lain seperti beragam manufaktur yang membawa nama dan gaya hidup Indonesia. Selangkah demi selangkah, kita menuju hegemoni budaya Indonesia.

 Selanjutnya jika saatnya tiba, kita boleh tersenyum melihat budaya Indonesia berkibar di mana-mana.
Sebelum Indonesia hanya tinggal nama, lewat tulisan ini, penulis ingin memberikan suatu kontribusi pemikiran yang dapat dijadikan alternatif solusi untuk menanggulangi lemahnya perlindungan kebudayaan negeri dan lemahnya rasa nasionalisme bangsa untuk mewujudkan pembangunan nasionan.

 Harapannya kebudayaan-kebudayaan tradisional negeri yang kita miliki tidak dapat diklaim seenaknya lagi oleh negara lain dan rasa nasionalisme untuk membangun negeri akan semakin terpupuk dan meningkat. Di Jepang, pemerintahnya telah mengeluarkan kebijakan One Village One Product (OVOP). Setiap desa di Jepang, diharuskan untuk menghasilkan minimal satu produk unggulan yang dapat menjadi sumber penghasilan daerahnya. Program ini mestinya dapat ditiru oleh pemerintah Indonesia. 

Setiap desa dituntut untuk mengeluarkan produk sesuai potensi yang dimilikinya sehingga produk tersebut dapat menjadi ikon desa tersebut. Program ini memiliki beberapa manfaat sekaligus, yaitu mengasah kreativitas masyarakat dalam memberdayakan potensi daerahnya, menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi dalam dinamika produksi yang pada akhirnya terus menggiatkan roda perekonomian negara.


Semoga tulisan ini dapat menginspirasi kita semua dalam memaknai dan membangun Indonesia tercinta, menjaga kualitas dan kuantitas kebudayaan Indonesia yang telah ada dari pengaruh kebudayaan asing, dan menciptakan karya cipta budaya yang bermakna pendidikan bagi setiap elemen masyarakat. Jadi, kita merasa bangga dan tak malu menjadi ‘Orang Indonesia’. Indonesia, aku bangga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun