Mohon tunggu...
Nsqap_
Nsqap_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - A Learner

Believe in Allah and The Last Day

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Karut-marut Politik

20 Februari 2021   00:15 Diperbarui: 20 Februari 2021   01:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika ia masuk dunia politik mau tidak mau ia mengikuti arus dan tatanan politik yang ada saat itu. Dia akan bertahan dengan baik dan aman jika mengikuti arusnya dengan nyaman. Dia akan tergusur jika mencoba menentang keadaan.

Disisi lain melihat politik Indonesia yang terkenal korup dan bobrok, tentu bisa disimpulkan seperti apa orang-orang yang terlibat jauh dengan hal itu. Jika posisinya aman dan tidak tersentuh maka bukan tidak mungkin dialah dalang korupsi dan turut andil akan kelanggengan budaya tersebut.

Jika posisinya jauh di bawah, tidak diperhitungkan padahal memiliki kapasitas yang mumpuni, bisa saja ia merupakan golongan yang mencoba menantang arus kebusukan lingkungannya. Sayangnya, barisan penantang arus ini kadang kala menjadi kambing hitam dan bual-bualan kelompok sebelumnya, kelompok yang menginginkan kepentingan pribadi dan rahasia politiknya aman. Dengan cara apa? Memutar balikkan berita. Memanfaatkan media.

Kejam, begitulah politik. Apa yang disaksikan masyarakat tentang siapa yang benar siapa yang salah belum tentu merupakan kebenaran yang sesungguhnya. Yang tampak baik bisa saja si antagonis yang sebenarnya. Yang tampak jahat bisa saja protagonis yang kehilangan perannya. Kebenaran dan nilai mutlak menjadi bias.

Permainan media, pengalihan isu, dll menjadi senjata paling ampuh untuk saling menjatuhkan dan melindungi kebusukan satu sama lain. Lalu kepentingan bersama menjadi aman, kejahatan berjamaah menjadi tidak tercium rakyat, dan hal-hal baik menjadi kabur karena kehilangan kendali dan diabaikan dalam waktu yang lama.

Kontribusi Muda-mudi

Lalu bagaimana memperbaikinya? Mulai dari dirimu. Butuh waktu berapa lama? Sangat lama. Terlebih jika lebih banyak yang bodoamat dibandingkan dengan yang I care about that. Tragisnya, generasi muda yang seharusnya menjadi pioner kebaikan terkadang lebih banyak yang memilih opsi pertama, bodoamat.

Kerusakan mentalitas pejabat hanya dipandang sebagai berita mingguan. Kabar korupsi hanya didengar sebagai lantunan kabar di TV. Sekelebat. Seolah politik dan masa depan negara adalah hal yang sangat jauh dari hidupnya. Miris, tapi menjadi fenomena.

Maka selain memerlukan solusi, politik kotor juga perlu kontributor yang siap mendobrak sistem busuk. Jika bertanya siapa, sudah barang tentu muda-mudi jawabannya. Ya, muda-mudi. Kunci dan solusi dari banyak permasalahan memang berada di tangan muda-mudi penerus bangsa. 

Karena keputusan, tindakan, dan kondisi merekalah yang akan mempengaruhi kelangsungan dunia di masa depan, khususnya dunia politik. Para penerus bermental macam apa yang akan menggantikan politikus saat ini? Sesama tikuskah atau sebaliknya?

Menjadi generasi muda memang kerap dibebani banyak amanah masa depan. Maka jika tidak mampu menjadi bagian yang menghancurkan sistem buruk, setidaknya tidak menjadi bagian orang-orang yang turut serta mendukung langgengnya sistem buruk tersebut. Aspirasi yang mungkin bisa memperbaiki, mari disuarakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun