Mohon tunggu...
Syifa Ahmalya Azizah
Syifa Ahmalya Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hobi saya menonton film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perjalanan Mengenal Diri: Memahami Konsep Diri melaui Pengalaman dan Lingkungan

19 Desember 2024   23:08 Diperbarui: 19 Desember 2024   23:08 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Konsep diri merupakan keyakinan seseorang dalam menilai diri sendiri dan akan berpengaruh terhadap perilaku diri. Konsep diri juga dapat diartikan sebagai hasil penilaian seseorang berdasarkan pemikirannya sendiri dan akan diekspresikan melalui perilaku.

Menurut Hurlock, konsep diri merupakan pemahaman atau gambaran seseorang mengenai dirinya yang dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Konsep diri yang terdapat pada individu adalah konsep diri positif dan negatif. Konsep diri positif selalu berpikir positif, optimis, dan memiliki tujuan yang jelas. Hal ini bisa berdampak pada perilaku dan pandangannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Sedangkan konsep diri negatif cenderung pesimis, mudah putus asa, dan tidak punya harapan.

Dapat dikatakan bahwa konsep diri positif adalah seseorang memiliki pemikiran yang baik tentang dirinya sendiri terhadap apa yang orang lain nilai tentang dirinya, serta merasa dirinya layak untuk berinteraksi atau bergaul dengan orang lain. Selain itu, konsep diri negatif adalah pemikiran atau pemahaman negatif dalam diri seseorang terhadap apapun yang orang lain katakan tentang dirinya, atau dapat diartikan pula sebagai pemikiran negatif yang selalu muncul dalam diri seseorang sehingga memengaruhi perilaku dalam kehidupannya. Konsep diri dapat menjadi acuan bagaimana kepribadian seseorang dilihat dari tingkah lakunya dan bagaimana cara dia berpikir.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa setiap individu tentu memiliki konsep diri. Konsep diri ini dapat diketahui melalui serangkaian indikator. Menilai konsep diri seseorang melalui indikator yang ada dapat dilakukan dengan cara wawancara. Seperti wawancara yang telah dilakukan dengan seorang siswi dari MAN 2 Kota Tangerang yang berinisial AS, maka didapatkan hasil dengan rincian sebagai berikut:

Hasil Wawancara

  • Apa yang kamu ketahui mengenai konsep diri?

Menurut aku, konsep diri adalah bagaimana aku mengenal siapa diriku, termasuk sifat, kemampuan, apa yang aku sukai, apa yang aku bisa, kelemahanku, dan bagaimana aku berhubungan/berinteraksi sama orang lain. Aku merasa konsep diriku bisa berubah tergantung pengalaman yang aku jalani. Aku percaya konsep diri itu penting karena bisa membantu aku tetap percaya diri dan fokus untuk menjadi lebih baik.

  • Bagaimana caramu menghadapi masalah/konflik?

Kalau ada konflik, aku berusaha untuk tetap tenang dan tidak langsung emosi. Biasanya aku mencoba memahami masalahnya dulu, memikirkan solusinya, dan kalau perlu, aku akan diskusi sama teman atau keluarga untuk cari pendapat. Setelah itu, aku coba ngobrol baik-baik sama orang yang bersangkutan supaya masalahnya bisa selesai tanpa drama. Tapi kalau aku terlalu marah, biasanya aku butuh waktu sendiri yang cukup lama dulu sebelum menyelesaikan masalahnya, karena aku nggak mau menyelesaikan masalah dalam keadaan marah dan aku sadar kalau emosi cuma bikin masalah makin rumit.

  • Bagaimana caramu menyikapi kritik?

Kalau ada yang mengkritik aku, aku coba mendengarkannya dulu kemudian aku berusaha menerima kritik dengan santai. Dan aku menganggap kritik itu sebagai masukan untuk memperbaiki diri, jadi aku nggak gampang tersinggung dan lebih fokus pada apa yang bisa aku pelajari dari situ. Tapi itu bukan berarti aku nggak merasa sedih, kadang aku merasa sedih kalau dikritik, terutama kalau caranya kurang enak. Tapi aku selalu berusaha untuk nggak terlalu terbawa perasaan dan melihat sisi positifnya. Dan aku sadar kalau kritik itu bisa membantu aku melihat kekurangan yang mungkin aku nggak sadar sebelumnya.

  • Bagaimana lingkungan keluarga memengaruhi kamu?

Lingkungan keluarga aku sangat positif. Aku merasa sangat beruntung punya keluarga yang harmonis, Mereka selalu mendukung aku, memberikan kasih sayang, orang tua aku juga selalu mengajarkan nilai-nilai yang baik, seperti kejujuran dan kerja keras, dan mereka menjadi motivasi aku untuk terus belajar dan menjadi orang yang lebih baik serta kuat untuk menghadapi hidup.

  • Bagaimana caramu menghadapi situasi baru?

Aku biasanya mudah beradaptasi dengan situasi baru. Aku suka mencoba hal baru, jadi aku selalu berusaha untuk cepat memahami lingkungan dan menyesuaikan diri. Aku juga sering mencoba memulai obrolan sama orang-orang baru supaya bisa lebih cepat berbaur dan merasa nyaman.

  • Bagaimana lingkungan sekolah memengaruhi kamu?

Aku pikir lingkungan di sekolah itu sangat memengaruhi aku, meskipun lingkungan sekolah aku nggak sempurna, ada sisi positif dan negatifnya. Tapi aku merasa di sekolah aku dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan peduli, walaupun ada teman-teman yang kadang negatif, aku mencoba untuk nggak terpengaruh. Aku berusaha mengambil sisi positifnya dan belajar menghadapi yang buruk dengan bijak. Aku akan menjadikan itu sebagai motivasi supaya aku tetap berkembang dan nggak terjebak hal-hal yang nggak penting.

  • Bagaimana caramu menjalani hari?

Aku biasanya menjalani hari dengan rencana yang sudah aku buat. Aku lebih nyaman kalau semuanya terencana. Aku suka menyusun jadwal harian supaya waktu aku nggak terbuang sia-sia dan bisa produktif. Dan dengan menyusun jadwal harian itu aku merasa lebih terorganisir.

  • Bagaimana lingkungan masyarakat/tempat tinggalmu memengaruhi kamu?

Aku tinggal di lingkungan yang masyarakatnya saling menghormati dan suka gotong royong. Tapi itu tidak menutup kemungkinan kalau lingkungan tempat tinggal aku ini nggak punya sisi negatif. Lingkungan tempat tinggalku aku punya sisi baik dan buruk. Dan aku belajar untuk mengambil hal-hal yang positif, seperti nilai kerja sama, dan menghindari hal-hal yang negatif. 

  • Apakah pengalaman masa kecil yang kurang mendukung dapat menyebabkan seseorang mengembangkan konsep diri negatif?

Menurut aku, iya. Karena pengalaman masa kecil yang kurang mendukung bisa menyebabkan seseorang memiliki konsep diri negatif. Kalau dari kecil sering dikritik atau dibanding-bandingkan, tidak mendapatkan dukungan atau kasih sayang maka seseorang bisa jadi kurang percaya diri. Pengalaman masa kecil yang buruk, seperti dibully atau diabaikan, bisa meninggalkan luka emosional yang sulit dilupakan. Itu bisa membuat seseorang memandang dirinya sendiri dengan cara yang negatif. Tapi masa kecil yang kurang mendukung tidak selalu membuat seseorang memiliki konsep diri negatif. Karena ada orang yang bisa bangkit dari pengalaman buruk masa kecilnya.

  • Dapatkah seseorang dengan konsep diri negatif berubah menjadi seseorang dengan konsep diri positif dan bagaimana caranya?

Menurut aku, orang dengan konsep diri negatif pasti bisa berubah menjadi lebih positif. Caranya adalah dengan mulai menghargai diri sendiri, mencari lingkungan yang mendukung, dan berusaha fokus pada kelebihan mereka. Aku percaya setiap orang bisa berubah. Kalau mereka mulai menerima diri sendiri, berhenti membandingkan diri dengan orang lain, dan mendengarkan masukan yang membangun, konsep diri mereka bisa jadi lebih baik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah cara berpikir. Misalnya, lebih sering berpikir positif dan menghindari pikiran buruk tentang diri sendiri. Selain itu, dukungan dari teman dan keluarga juga penting.

Simpulan

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa konsep diri seseorang sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, lingkungan sekitar, dan cara individu tersebut menyikapi setiap situasi. Responden menunjukkan pemahaman yang baik tentang konsep diri. Responden memahami konsep diri sebagai cara ia mengenali dan menilai dirinya sendiri. Responden memiliki pendekatan yang matang dalam menghadapi masalah dan konflik dan pada akhirnya, responden yakin bahwa seseorang dengan konsep diri negatif dapat berubah menjadi lebih positif dengan menghargai diri sendiri, berpikir positif, mencari lingkungan yang mendukung, serta menerima masukan yang membangun. Dukungan dari teman dan keluarga juga menjadi faktor penting dalam perubahan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun