Siapa tak kenal Saudi Arabia? Negeri seribu satu malam yang terkenal dengan gemerlap dan kesakralan tempat-tempat sucinya itu menjadi salah satu negara yang dikagumi banyak orang dari berbagai belahan dunia.
Tapi di balik semua gemerlap dan pesonanya yang mengagumkan, negara itu menyimpan sejumlah misteri serta aturan-aturan yang konservatif, yang dirasa tidak memberikan kenyamanan bagi wanita dan orang-orang yang vokal mengkritik Kerajaan Saudi Arabia dan para keluarga raja.
Sejumlah aturan dinilai diskriminatif: wanita dilarang berpergian sendiri dan dilegalkannya dominasi laki-laki terhadap wanita lewat hukum resmi Male Guardianship di mana laki-laki dalam keluarga memiliki kontrol penuh terhadap anggota keluarga wanita seumur hidup si wanita, serta hukuman dan siksaan penjara bagi orang-orang pengeritik rezim telah memicu banyak warga Saudi baik wanita dan laki-laki untuk melarikan diri dari negeri Wan Abud itu dan mencari suaka di negara lain.
Memanfaatkan kekuatan dan jangkauan media sosial, orang-orang ini berupaya mendobrak keadaan demi sebuah kebebasan impian.
Merpati yang memecah sangkarnya, inilah potongan kisah mereka yang lari dari Saudi:
1.Rahaf Mohammad Alqunun
Januari 2019 silam Rahaf Mohammad Mutlaq Alqunun Seorang Remaja 18 tahun asal Saudi menghebohkan jagat maya, twitter. Rahaf melarikan diri dari keluarganya yang abusif dan mau menikahkan dia dengan lelaki pilihan ayahnya, pelarian ini pun berlangsung penuh drama.
Rahaf sempat terjebak di Bangkok karena kehabisan uang dan terdeteksi melarikan diri, dalam status pengungsi yang belum pasti, dia terancam deportasi. Jika dideportasi gadis itu ketakutan akan dibunuh oleh keluaganya.
Parahnya lagi, ayahnya sempat menyusul ke Bangkok Tapi diamankan oleh polisi Thailand karena tuduhan membuat kekacauan di hotel.
Rahaf menggunakan twitter untuk minta tolong, dan sejumlah orang kemudian menggalang tagar #SaveRahaf singkat cerita, akhirnya Rahaf mendapatkan suaka sementara selama 4 tahun di negeri daun mepel Kanada. Kisah lengkap Rahaf dijelaskan oleh Sophie MCNeill dalam vedeo ini.
2. Dina Ali Lasloom
Dina berusaha mencari suaka di Australia untuk menghindari hukum perwalian Saudi, sayangnya ia dihentikan saat pesawat yang membawanya transit di Bandara Internasional Ninoy Aquino di Manila.
Dina kemudian mencoba mendekati orang-orang di sekitar bandara Aquino yang dirasa bisa menolongnya, Dina pun menggunakan twitter untuk menggalang perhatian Internasional dan sebuah vedeo menujukakkan bahwa Dina menjerit dan meraung, memohon untuk tidak dipaksa kembali ke Saudi, namun pemerintah Philipina tetap mendeportasinya. Dina dikirim kembali ke Arab Saudi pada 11 April 2017.
Setelah 2 bulan berselang, tepatnya pada bulan Juni 2017, sejumlah media seperti BBC UK dan The Guardian menyatakan Dina kembali menghilang dari rumahnya dan diduga telah meninggal. Sampai saat ini, nasib dan keberadaan Dina masih misterius. Vedeo Dina Ali di sini.
3. Georgia Sisters
April 2019 baru-baru ini, sebuah akun Twitter dengan username @Georgiasisters dan @GeorgiaSisters2 mengaku sebagai kakak-beradik yang kabur dari negaranya: Saudi Arabia menuju Georgia.
Kakak beradik yang bernama Meha dan Wafa Al-Subhaie ini mengaku takut dibunuh oleh ayahnya jika dipaksa kembali Ke Saudi.
Saat ini ototitas keamanan Georgia melalui seorang petugas bandara menyita lalu mencabut paspor mereka dan sempat membuat mereka terlantar di Bandara, di Georgia.
Belum ada keterangan lebih lanjut tentang kasus mereka. Hingga saat ini, sejumlah orang menggalang tagar #SaudiSistersRescue sementara ayah dan sepupu laki-laki mereka menyusul ke Georgia.
Menurut sejumlah warganet yang bisa berbahasa Arab, kasus ini sudah menghebohkan jagat twitter selama seminggu kebelakang sejak awal Mei 2019, tapi kurang mendapat perhatian internasional karena Ali tidak lancar berbahasa Inggris.
**
Merpati yang memecah sangkarnya. Mereka yang mengambil risiko memperjuangkan kebebasan dan meninggalkan negara asalnya demi sebentuk kehidupan yang "baru" memang kadang mengundang kontroversi di berbagai lini, tapi lebih dari itu adanya kasus dan sejumlah pengakuan mencengangkan mereka telah mengajari dunia tentang semangat manusia-manusia yang menolak takluk.
Tak ada hidup yang mulus tanpa risiko karena yang paling berharga dari hidup itu sendiri adalah hidup yang dihidupi dengan usaha.
Salam Kreatif!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H