Apa yang akan kamu lakukan jika keluargamu memaksa kamu menikah dengan seseorang pilihan mereka? Sebagian orang mungkin akan menerima keputusan tersebut demi menyenangkan orangtua dan keluarga, tapi sebagian orang lain mungkin akan mengambil langkah seribu alias lari.
Lari dari keluarga demi menghindari pernikahan paksa. Itulah yang dilakukan Rahaf Muhammad Mutlaq Alqunun. Remaja 18 tahun asal Arab Saudi melarikan diri dari keluarganya yang abusive dan ingin menikahkan dia dengan lelaki pilihan ayahnya.
Rahaf yang mengambil kesempatan dalam sebuah liburan keluarga di Kuwait awalnya gadis itu melarikan diri dari Kuwait--tempat dimana keluarganya berlibur dan hendak menuju Australia, namun pelariannya terhenti di Thailand ketika Rahaf menyadari dia tidak punya cukup uang untuk membeli tiket pesawat lanjutan ke Australia untuk keberangkatan esok harinya. Jadilah dia menggelandang di Bandara Thailand hari itu.
Beruntung dia bertemu dengan seorang Wartawan ABC News, Sophie Mcneill yang kemudian membayarinya menginap di hotel dekat Bandara di Bangkok. Rahaf menceritakan kisahnya pada Sophie, dan wartawan itu membukakan akses ke kemenlu Thailand.
Bukannya memberikan jalan keluar, pihak kemenlu Thailand malah mengatakan akan meninjau keberadaan Rahaf di Thailand dan mengancam secara halus bahwa Thailand akan mendeportasi Rahaf ke Kuwait atau kembali ke Saudi. Sementara Rahaf bilang bahwa dia takut akan dibunuh oleh keluarganya jika kembali ke Kuwait atau Saudi. Mendengar hal itu, pihak Kemenlu Thailand kemudian malah menyita Paspor Rahaf dengan alasan pemeriksaan.
Rahaf yang ketakutan saat itu menanggapi ancaman dan penyitaan paspor tersebut dengan menangis dan mengurung diri di kamar hotelnya dengan ditemani Sophie McNeill untuk memastikan gadis itu baik-baik saja. Rahaf tak kehilangan akal dia menggunakan media sosial twitter untuk mengabarkan kasus dan kondisinya.
Celakanya setelah kasus Rahaf menjadi viral, Ayah Rahaf yang tahu keberadaan dan lokasi putrinya menyusul ke Thailand, namun kemudian lelaki itu diamankan polisi Thailand dengan alasan memukul staf hotel.
Sang ayah pun dideportasi keesokan paginya tanpa diizinkan bertemu Rahaf. Setelah itu perwakilan UNHCR Thailand datang menemui Rahaf, mengembalikan paspor gadis itu dan mulai memproses kasusnya.
Suaka Antara Australia dan Kanada
Kasus Rahaf memasuki tahap proses, awalnya Australia menawarkan suaka kemanusiaan pada gadis itu, namun kemudian diberitakan bahwa pemerintah Australia melalui Perdana Menteri Scott Morrison membatalkan suaka kemanusiaan untuk Rahaf.
Namun tekanan netizen melalui twitter berhasil meluluhkan pertahanan Morrisson untuk kembali memberi suaka pada Rahaf. Sesaat Rahaf lega, negeri kangguru seolah dekat di matanya, namun di detik-detik terakhir, pemerintah Australia lagi-lagi membatalkan pemberian suaka bagi Rahaf. Celaka untuk Rahaf, dia terancam deportasi karena saat itu tidak ada negara yang mau menampungnya.
Menuai Kontroversi
Status Pengungsi yang diberikan pemerintah Kanada kepada Rahaf Alqunun menimbulkan kontroversi dari sejumlah pihak salah satunya datang dari Dennis Horak, Mantan Duta Besar Kanada untuk Saudi Arabia itu mengatakan bahwa penerimaan Kanada terhadap Rahaf bisa membahayakan hubungan diplomatik antara Kanada dan Saudi Arabia.
"Langkah Kanada bisa membahayakan hubungan diplomatik (dengan Saudi) dan menyebabkan perang dingin antara Kanada dan Saudi," ujar Dennis Horak seperti dilansir MSN.
Selain itu isu lain yang beredar mengabarkan Rahaf telah berpindah agama demi menghindari pernikahan paksa.
**
Kini Rahaf berada di Kanada selama 3 minggu, waktu yang cukup singkat untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar layak tinggal di Kanada. Terlepas dari semua kontroversinya, kasus Rahaf telah mengajarkan banyak hal kepada dunia tentang kekuatan media sosial dalam mengubah situasi, tentang pemaksaan kehendak yang berujung petaka, dan tentang kebebasan menentukan jalan sendiri yang kadang harus dibayar mahal dengan perubahan tak terduga.
Salam Kreatif!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H