Kasus Rahaf memasuki tahap proses, awalnya Australia menawarkan suaka kemanusiaan pada gadis itu, namun kemudian diberitakan bahwa pemerintah Australia melalui Perdana Menteri Scott Morrison membatalkan suaka kemanusiaan untuk Rahaf.
Namun tekanan netizen melalui twitter berhasil meluluhkan pertahanan Morrisson untuk kembali memberi suaka pada Rahaf. Sesaat Rahaf lega, negeri kangguru seolah dekat di matanya, namun di detik-detik terakhir, pemerintah Australia lagi-lagi membatalkan pemberian suaka bagi Rahaf. Celaka untuk Rahaf, dia terancam deportasi karena saat itu tidak ada negara yang mau menampungnya.
Menuai Kontroversi
Status Pengungsi yang diberikan pemerintah Kanada kepada Rahaf Alqunun menimbulkan kontroversi dari sejumlah pihak salah satunya datang dari Dennis Horak, Mantan Duta Besar Kanada untuk Saudi Arabia itu mengatakan bahwa penerimaan Kanada terhadap Rahaf bisa membahayakan hubungan diplomatik antara Kanada dan Saudi Arabia.
"Langkah Kanada bisa membahayakan hubungan diplomatik (dengan Saudi) dan menyebabkan perang dingin antara Kanada dan Saudi," ujar Dennis Horak seperti dilansir MSN.
Selain itu isu lain yang beredar mengabarkan Rahaf telah berpindah agama demi menghindari pernikahan paksa.
**
Kini Rahaf berada di Kanada selama 3 minggu, waktu yang cukup singkat untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar layak tinggal di Kanada. Terlepas dari semua kontroversinya, kasus Rahaf telah mengajarkan banyak hal kepada dunia tentang kekuatan media sosial dalam mengubah situasi, tentang pemaksaan kehendak yang berujung petaka, dan tentang kebebasan menentukan jalan sendiri yang kadang harus dibayar mahal dengan perubahan tak terduga.
Salam Kreatif!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H