"Mereka berdua adalah pelaku hidup dan kehidupan---bergembira melayani siapa saja yang mampir di "stan" jualan mereka setiap malam." Tutur Achmad.
Penasaran dengan cerita selengkapnya? Silakan baca di sini.
3.( Catatan Tepi) Rindu Negeri di Oase Kowloon
"Negeri saya baik-baik saja dan saya beruntung punya negeri seperti yang saya miliki."
Kata-kata itu terucap dari bibir Aryadi Noorsaid setelah tanpa sengaja, ia bertemu dan berkenalan dengan seorang imigran pengungsi dari Afrika Utara di sebuah masjid di Kowloon, Hong Kong. Uqqah. Nama lelaki pengungsi itu, bercerita bahwa negaranya nan jauh di kawasan Afrika Utara sana sedang dilanda perang yang mengharuskan Uqqah dan keluarganya mengungsi, mencari penghidupan dan keamanan yang lebih baik di negeri orang.
Hal itu membuat Aryadi bersyukur terlahir dan mempunyai Indonesia yang baik-baik saja sebagai negaranya.
Lalu dari mana sebenarnya Uqqah berasal? dan apakah Uqqah menyesal mengungsi? Cerita selengkapnya bisa dibaca di artikel tersebut.
4.Seorang Nenek Asal Sidorejo Mengolah Limbah Menjadi Rupiah.
Usia yang tak lagi muda tak menyurutkan semangat untuk menebar manfaat, mandiri dan berdaya. Lansia mandiri itu salah satunya adalah nenek Shofa. Seorang Nenek pengasuh bank sampah asal Sidorejo. Sosoknya dituliskan dengan apik oleh Kompasianer Bambang Setyawanmenjadi artikel.
"Kiprah Nenek Shofa,Bersama 12 orang anggota BSN yang terdiri dari ibu- ibu , sejak 7 tahun lalu, ia mengajarkan cara mengolah limbah plastik bekas bungkus shampoo, sabun, minyak hingga botol- botol minuman ringan menjadi barang yang bermanfaat. Kendati barang yang dibuatnya tak pernah dilirik orang, namun, Nenek Shofa tidak patah semangat." Salut Bamset.