Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengintip Cerita Relawan dari Luar Kancah Politik

21 Desember 2016   11:36 Diperbarui: 21 Desember 2016   13:37 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

* [caption caption="Ilustrasi: Safarikidslearningcenter.com"][/caption]Melakukan Sesuatu untuk kegiatan sosial pasti membawa perubahan dan pelajaran, tak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi lingkungan dan masyarakat. Sekali mengabdi, seumur hidup menginspirasi, membawa manfaat. Itulah salah satu keistimewaan menjadi relawan, berupaya membuat perubahan meski dimulai dari hal kecil. Dari niat baik, jadi aksi baik yang berguna.

**
Orang-orang dalam tulisan ini bukan publik figur -jika artis terlanjur menyandang gelar publik figur yang dikenal masyarakat luas, maka sebagian besar orang-orang dalam tulisan ini adalah orang-orang biasa dengan cerita yang mungkin juga biasa, tapi mereka melakukan aksi nyata dengan kemauan yang luar biasa untuk membantu sesama.

Jauh dari sorot kamera dan jarang mendapat perhatian media, orang-orang ini tetap berkontribusi, berbuat aksi nyata yang mereka bisa lakukan untuk sesama dalam bidangnya. Mereka sukarela Berbagi tenaga untuk sesama, inilah Intisarinya:

1. Suka Duka Relawan Ranjau Paku "Saber Community"

Demi alasan tertentu, ada sejumlah orang yang tega menebarkan paku di jalan. Entah untuk melakukan perbuatan kriminal, atau bertujuan menambah pemasukan bagi para penambal ban yang ingin meggaet konsumen dengan cara kotor.

Jika ada penebar paku, maka ada juga pemungut paku. Orang- orang yang ditemui Choirul Hudawal April 2012 silam tergabung dalam Komunitas Saber (Sapu Bersih) yang kerap memunguti ranjau paku di sekitaran Jakarta.

Dari informasi yang digali Choirul Huda, rute yang mereka tempuh lumayan jauh, yaitu berkisar di sepanjang jalan Daan Mogot menuju Roxy, Harmoni, Istana hingga Kwitang arah Senen. Tujuannya hanya satu, yakni mencari paku yang banyak berserakan untuk membuat aman pengendara di jalan raya agar roda mereka tidak bocor secara sengaja oleh oknum tertentu.

Kerap dicaci-maki orang tak dikenal, digembosi ban motornya bahkan diajak berkelahi, tidak menyurutkan semangat komunitas Saber yang beranggotakan 16 orang ini untuk memerangi paku di jalan raya.

"Mudah-mudahan dengan adanya kami, pengendara diisengin di jalanan bisa berkurang" Papar Siswanto, ketua komunitas Saber kepada Choirul Huda.

[caption caption="Siswanto ketua komunitas saber (dok. Choirul Huda)"]

[/caption]

Sebuah aksi kecil yang berguna, artikel yang menarik, untuk ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

2. Mahfud, Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas Kota Bogor

Bagi Mahfud, tak perlu menunggu diangkat resmi oleh institusi untuk melakukan aksi baiknya, pria ini sehari-hari ikut menjaga ketertiban lalu lintas di Kota hujan: Bogor, meski ia belum diangkat menjadi polantas resmi.

Sepandangan mataHari Darmawan, Dalam tugasnya mengatur lalu lintas mahfud melakukan gerakan yang energik dengan berjoget dan bergerak dengan gestur yang bisa dibilang kocak. Tingkah lakunya mencuri perhatian pengguna jalan yang melintas. Saat mengatur lalu lintas merentangkan kuda kuda, kemudian tangannya melambai-lambai mengatur lalu lintas, setelah pengguna jalan lewat maka mahfud melakukan memberikan dua jempol kepada pengendara dan dibarengi dengan senyum menawan. Tidak lupa juga ia mengatakan kepada pengendara “ hati-hati dijalan”.

[caption caption="Mahmud sepenuh tenaga tertibkan lalin di kota hujan (Dok Hari Darmawan)"]

[/caption]

Dalam wawancaranya dengan Hari, Mahfud mengaku berpindah-pindah dalam menjalankan "tugasnya" sebagai relawan pengatur lalu lintas di Sekitar Bogor.

"Saya mah, kalau simpangnya sudah dipasang lampu merah berati saya harus pindah, selama masih di Bogor, itu pokonya”. Ujar Mahfud.

Semoga makin banyak lagi relawan yang sepenuh hati menjalankan tugasnya, Untuk ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

3. Bang Ali "Bapak" bagi Puluhan Kucing Liar di Palmerah

Di bawah kolong langit Palmerah, Pepih Nugrahamenemui sesosok manusia yang begitu peduli terhadap nasib hewan, sosok itu biasa disapa "Bang Ali", Pepih tak pernah tahu nama asli pria yang seperti bapak bagi banyak kucing liar di Palmerah itu.

Bang Ali sudah cukup berumur. Badannya kurus-kering cenderung "crispy" dan pakaiannya seperti tidak pernah dicuci, terutama jaketnya. Namun demikian, hati Bang Ali bersih, tulus setulus-tulusnya, Ungkap Pepih.

[caption caption="Bang Ali Baoak Kucing di Palmerah (Dok Pepih Nugraha)"]

[/caption]

Setiap pagi, tanpa pernah terputus, Bang Ali selalu menyediakan dan memberi makan gratis bagi kucing-kucing liar itu. Bang Ali tak peduli kucing milik siapa dan kucing jenis apa yang diberinya makan, dipanggilnya dengan telaten, lalu menebar makanan berupa tulang ikan kering yang dibuang dari Pasar Palmerah.

Bagi kucing, mereka tak peduli siapa Bang Ali. Kalau saja kucing-kucing liar itu mampu berpikir dan menganalisa, mereka mungkin hanya bertanya: mengapa dari sekian orang yang wara-wiri di Kawasan Palmerah, hanya Bang Ali saja yang bersedia memberi mereka makan?

Bukan hanya manusia yang butuh uluran tangan dan kepedulian kita Hal senada juga berlaku pada hewan. Artikel menarik sekaligus reflektif, untuk ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

**
Menjadi relawan mulai dari hal yang nampak biasa-biasa saja menjadi aksi nyata yang berguna bagi lingkungan dan sesama. Mereka yang sukarela berbagi tenaga dalam bingkai cerita warga, itulah intisarinya.

Cerita-cerita yang tak hanya ringan, tapi juga sarat makna bahwa dengan berbagi apa yang dipunya meski sekedar mengerahkan tenaga, aksimu kecilmu bisa membuat perubahan nyata.

Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)
*Tulisan sejenis lainnya bisa dibaca dalam tag Intisari.

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun