2. Tak cukup 5 W 1 H
Maman Suherman menambahkan, menulis di era kekinian tak cukup hanya memuat unsur 5 W 1H seperti yang selama ini dikenal, tapi juga harus menambahkan 5 R. Apa saja poin dari 5 R tersebut? Ini dia;
★Read
Karena kunci utama sebuah tulisan adalah membaca. Betul, sebab kalau tidak terbiasa membaca, seseorang bisa menulis apa?
★Riset
Kumpulkan fakta dan data tentang apa yang ingin kamu tulis, sumber data dan fakta bisa dari mana saja, baik buku atau pengalaman sendiri. Memadukan data dan kata akan membuat tulisan lebih 'bunyi'
Sayangnya, diungkapkan Kang Maman penulis Indonesia termasuk lemah dalam budaya riset. Dengan gaya khasnya Kang Maman mengungkapkan Perpustakaan di Indonesia, adalah tempat paling sepi nomor dua setelah kuburan. Itu artinya belum banyak orang Indonesia yang senang berkunjung ke perpustakaan, padahal salah satu tempat untuk riset itu di pepustakaan.
★ Realiabel
Menulislah dengan mengutamakan cek dan ricek, juga verifikasi untuk meminimalkan kesalahan. Seorang penulis harus yakin dulu informasi yang ditulisnya benar, sebelum tulisan tersebut digulirkan ke publik.
★Reflecting
Tulisanmu adalah cerminan diri dan pikiranmu, jadi tulislah apa-apa yang sekiranya bermanfaat bagi khalayak, dan jangan terjebak menebar benci dalam tulisan.
★(W) Rite!
Tak jadi soal apakah kamu menjadi penulis generalis yang umum, atau penulis spesialis yang mengkhususkan diri pada bidang tertentu, yang penting tulislah apa-apa yang bermanfaat, "Setiap tulisan akan menemukan jalan dan pembaca" Ungkap kang Maman.
3. Tulis Saja, Jangan Ngoyo Kejar Nama
" Menulis itu bukan untuk disebut blogger atau apa, menulis ya menulis saja. Jadilah dirimu sendiri, maka tulisanmu akan berharga." Ungkap Mbak Yayat.