Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kompasiana: Maya ke Nyata, dari Tulisan ke Pertemuan, Ini Ceritaku

24 Oktober 2016   00:47 Diperbarui: 24 Oktober 2016   08:53 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dengan mbak Wawa- Ex Admin Kompasiana (Dok Pri)"]

[/caption]

[caption caption="Wawancara Skripsi dengan Pak Te De"]

[/caption]

[caption caption="Wawancara Skripsi dengan Mas Rahab di Peninsula Dok Pri"]

[/caption]

[caption caption="Wawancara Skripsi dengan Pak TS Dok Pri"]

[/caption]

Saya ke Mas Rahab untuk wawancara, saat saya wawancarai, Mas Rahab, lelaki berciri khas topi itu bilang sama Mbak Wawa kalau saya mahasiswi yang lagi skripsi tentang Kompasiana, iseng-iseng saya tanya, Mbak Wawa: "Mbak, Kang Pepih di mana, masih di sini gak? Saya butuh wawacara Kang Pep."
"Masih di atas, tunggu nanti turun," kata Mbak Wawa.

Benar saja, saya ngobrol dengan mas Rahab dan Mbak Wawa, gak lama, Kang Pepih turun dari tangga. Fokus saya teralih ke Kang Pepih. Wawancara dengan Kompasianer lain saya lakukan di nangkring berikutnya.

Saya "nembak" Kang Pepih untuk wawancara, dan syukurnya diladeni meski kaget, Kang Pepih mau diwawancara dadakan. Wawancara di Lobby Hotel itu tidak berlangsung lama, setelahnya ada taksi pesanan Kang Pepih datang, wawancara-pun dilanjutkan di Kantor Kompasiana Palmerah 3 hari setelahnya, dan ternyata di balik mudahnya wawancara itu.. Ada yang susah-payah mengusahakan saya, terima kasih, maafkan! :) selengkapnya artikel ini.

[caption caption="Wawancara Tembak dengan Kang Pepih di peninsula"]

[/caption]

Bersyukur diperlakukan dengan baik dan sangat sabar oleh Kompasianer dan Tim Kompasiana, itulah yang saya rasakan sampai sekarang. Meski karena satu dan lain hal, sampai sekarang skripsi itu belum kelar dan masih saya usahakan.

Skripsian tentang Kompasiana, otomatis membuat saya lebih aktif menulis dan lebih rajin mengikuti dinamika Kompasiana, bukan cuma karena skripsi, tapi memang saya sudah nyaman nulis di sini, selain itu memang, saya ingin lulus lewat Kompasiana, saya ingin bisa menulis momen wisuda saya di Kompasiana, itu komitmen saya sejak awal dan akan saya tuntaskan.

Mengutip istilah Kang Pepih: Never Surrender, itu yang sedang saya coba terapkan. Apa pun caranya, selama itu baik, saya percaya, akan selalu ada jalan, sekalipun jalan "bawah tanah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun