Dan dasar Syifa dudul, nekat banget minta izin skripsi sama Mas Isjet via twitter! Hal sebesar skripsi, minta izin via twitter! dan syukurnya direspon, dimudahkan sama Mas Is yang minta saya kirim proposal skripsi via email untuk dikoordinasikan dengan HRD. Duh.. Sebelumnya mungkin gak ada mahasiswi senekat saya.
Selanjutnya saya komunikasi dengan HRD yang ditunjuk Kompasiana untuk mengarahkan skripsi saya, Mas Aldi. Mulailah saya dibuatkan jadwal wawancara.
Wawancara pertama dengan Mas Isjet berlangsung lancar. Hangat dan kritis itu kesan pertama saya tentang lelaki bertanggal lahir 2 Januari itu, dan setelah sesi wawancara itu saya bilang ke Mas Is kalau saya gak kenal Kompasianer satu pun sama sekali untuk saya jadikan narasumber dan minta tolong mas Is yang carikan.. - Sekarang setelah lebih matang, saya tepuk jidat setiap kali ingat momen itu.
Duh! Dengan sabar Mas Is bilang:
"Coba dong cari sendiri, nanti ngerti."
Saat itu saya bingung gimana carinya dan gimana caranya, tapi sekarang setelah lebih matang, saya justru bersyukur, dulu Mas Is bisa merespon momen itu dengan sabar- kalau orang lain, entah! dan untung dulu disuruh "cari sendiri". Sesuatu yang membuat saya mengerti apa arti Kompasianer itu: berbagi apa yang bisa dibagi termasuk ilmu dan waktu.
[caption caption="Wawancara Skripsi dengan Mas Isjet Dok Pri"]
Sedikit Cerita tentang Nangkring Pertama
Gegara "Cari Sendiri"- nya Mas Isjet, jadilah saya bergriliya untuk cari Kompasianer buat narasumber Skripsi saya selain para admin Kompasiana yang adalah informan kunci. Saya konsultasi sama Mas Aldi-HRD, gimana caranya cari Kompasianer biasa buat narasumber.
"Ikut Nangkring." Jawaban Mas Aldi yang saat itu saya pikir bercanda.
"Nangkring apaan, gimana, Mas?" - Sebuah pertanyaan yang sekarang bikin tepok jidat.
"Acara, temu blogger regulernya Kompasiana, memang belum pernah?" Tanya Mas Aldi masih sabar.