Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ragam Pengalaman Kompasianer Ketika Maut Nyaris Menjemput

17 Oktober 2016   13:35 Diperbarui: 17 Oktober 2016   18:06 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecelakaan yang nyaris berakibat maut juga pernah dialami Tjiptadinata Effendi dan istri. Januari 2016 silam bus yang mereka tumpangi bersama 42 orang penumpang lainnya, siang itu berjalan santai dari sebuah halte menuju salah satu restoran di Australia.

Namun persis di tikungan menuju ke jalan raya James Street, pengemudi tiba tiba membanting stir. Sebelum para penumpang menyadari apa yang telah terjadi, bus yang khusus membawa para senior citizen itu, dengan bunyi yang sangat keras menghantam pembatas jalan. Badan bus bergoyang keras dan miring. Para penumpang khususnya wanita menjerit histeris.

Ada yang dua orang penumpang pria mencoba turun, tapi begitu mereka berdiri,badan bis semakin bergoyang dan miring,Pengemudi bis yang adalah seorang wanita, berteriak :” Don’t move!” Keep calm” Urai Tjipta.

Hanya selang beberapa detik, semuanya diam ,menahan nafas dan tiba tiba kembali badan bis terhempas keras dan menimbulkan bunyi beradunya benda keras.

Rupanya rem tangan dan rem kaki, tidak mampu menahan beban, badan bus yang sekian ton ,ditambah dengan berat penumpang yang berjumlah total 45 orang.

"Kembali beberapa jeritan histeris dan kemudian diam. Kami selamat dan bus kembali melanjutkan perjalanan sampai tujuan, semua bersyukur." Lanjut Tjipta.

"Walaupun hanya berlangsung beberapa puluh detik,namun ,telepas dari bahaya sungguh menghadirkan rasa syukur yang tak habis-habisnya dalam hati", tutupnya.

Artikel yang menarik, untuk cerita selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

**
Nyaris di ambang maut, mungkin tak ada seorang pun yang pernah membayangkan akan mengalami sebelumnya, tapi mati memanglah misteri-Nya, jika belum tiba saatnya, tentu hidup dan kehidupan seseorang masih selamat.

**
Itulah ragam cerita Kompasianer yang nyaris dijemput maut, kisah-kisah tentang kesempatan kedua, tentang berharganya hidup dan nyawa, tentang hidup yang selayaknya dihidupi dan disyukuri. Semoga ragam cerita diatas dapat diambil manfaatnya.

Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)
*Tulisan sejenis lainnya bisa dibaca dalam tag Intisari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun