Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Kembali 3 Peristiwa Konflik Berdarah di Indonesia dalam Catatan Kompasianer

13 September 2016   19:17 Diperbarui: 14 September 2016   08:15 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 4 Desember menjadi 'istimewa' karena hari itu adalah Milad atau ulang tahun GAM. Pada tanggal itu suasana di Aceh yang sudah mencekam menjadi jauh lebih mencekam dibanding biasanya karena aparat keamanan yang ditugaskan oleh negara untuk memberantas gerakan seperatis di Aceh selalu menjadi lebih aktif memeriksa setiap orang yang melintas di Jalanan.

Biasanya pada tanggal itu warga lebih memilih diam di dalam rumah sambil sesekali terkaget-kaget mendengarkan suara ledakan atau rentetan letusan senjata. Selain tanggal 4 Desember, tanggal istimewa lain adalah tanggal 17 Agustus. Sebagaimana tanggal 4 Desember, tanggal ini pun pada masa itu selalu dijadikan sebagai hari perlombaan unjuk pengaruh antara dua kekuatan bersenjata yang ada di negeri ini. Kenang Win.

Pada masa Konflik dahulu, Biasanya para aparat itu akan serta merta memukuli setiap pemuda yang mereka temui ketika melakukan sweeping itu, dan serta merta pula para Pemuda itu dituduh sebagai simpatisan atau anggota GAM. Biasanya setelah hal semacam itu terjadi, beberapa hari kemudian pasukan GAM akan turun melakukan penghadangan terhadap aparat militer untuk membalas perlakuan aparat terhadap warga. Imbuhnya lagi

Apa yang dilakukan GAM ini rupanya cukup mendapat simpati dari rakyat Aceh. Para pemuda yang sebelumnya dipukuli aparat militer karena dituduh sebagai anggota GAM pun banyak yang akhirnya benar-benar bergabung dengan GAM, tidak sedikit diantara mereka yang bergabung yang berpikir "bukan GAM saja dipukuli karena dituduh GAM, mending jadi GAM beneran, paling tidak, tidak mati konyol". Dengan kekuatan yang semakin besar, saat itu secara de facto GAM menguasai hampir seluruh daerah pingiran yang jauh dari pusat-pusat kekuatan militer Indonesia. Lanjut Win.

Mencekam dan mengerikan, untuk cerita selengkapnya bisa dibaca di artikel tersebut.

**
Konflik yang pernah terjadi di bumi Indonesia menjadi catatan sejarah yang mendewasakan perjalanan NKRI 71 tahun lamanya. Itulah beberapa catatan konflik berdarah yang terekam dalam ingatan Kompasianer. Ragam tulisan yang menjadi pengingat dan pelajaran. Semoga peristiwa pertikaian berdarah tidak kembali berulang.

Damai Indonesia!

Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)
*Tulisan sejenis lainnya bisa dibaca dalam tag Intisari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun