Ada banyak cerita menarik di olimpiade Rio 2016, selain dari kompetisi itu sendiri. Salah satunya dituangkan Boy Tahera dalam Artikelnya.
Artikel tersebut mengulas sepak terjang Julius Yego. atlet lempar lembing Kenya, Julius Yego, yang mendapat julukan The YouTube Men. Julukan ini diberikan karena Yego dapat meraih prestasi lempar lembing tingkat internasional hanya dengan latihan otodidak dan melihat tayangan YouTube.
Cerita ini bermula ketika Yego bercita-cita menjadi atlet lempar lembing ketika masih sekolah. Ia sebenarnya adalah anak biasa yang tinggal di sebuah desa tanpa listrik dan jalan yang buruk. Setiap hari ia pergi ke sekolah dengan kaki telanjang sejauh 5 mil. Meski hidup di lingkungan yang berat, Yego masih bisa menemukan kesenangan, yaitu bermain lempar tongkat bersama teman-temannya.
Tongkat itu ia gunakan sebagai pengganti lembing. Kayunya diambil dari pohon dekat rumah, dipotong dan dikeringkan. Lemparan lembing metal pertamanya ketika masih kecil hanya sejauh 47 meter. Kemudian ia terus mengasah kemampuannya. Namun sayang, cita-citanya menjadi pelempar lembing tidak sesuai dengan keinginan Ayahnya yang ingin agar ia fokus pada pendidikannya. Selain itu ia juga terhambat masalah dana bila ingin ikut kompetisi lempar lembing. Ketika ia lolos kualifikasi untuk Kejuaraan Dunia tingkat Junior di Polandia, ia tidak dapat hadir karena tidak memiliki cukup uang. Urai Boy.
Menolak menyerah pada keadaan, Yego memutuskan pergi ke warnet untuk mengakses YouTube, melihat aksi pelempar lembing terhebat. Ia melihat bagaimana mereka berlatih lempar lembing secara normal, dan meniru apa yang ia lihat di hari berikutnya secara otodidak.
Seiring berjalannya waktu, Yego akhirnya mulai mendapat hasil dari kerja kerasnya sendiri. Ia berhasil memenangkan All African Games pada 2011 dan menjadi orang Kenya pertama yang berhasil meraih gelar di olahraga lempar lembing. Satu tahun kemudian ia berhasil masuk final Olimpiade London 2012.
Prestasi Yego dalam lempar lembing akhirnya menarik perhatian wartawan, mereka penasaran dengan sosok pelatih yang mampu mengantarkan anak desa tersebut menuju gerbang kesuksesan. Ketika diwawancarai tentang pelatihnya, Yego hanya bisa menjawab bahwa ia berlatih secara otodidak dan menonton YouTube.
Saat ini ia mengikuti Olimpiade Rio 2016 di cabang olahraga lempar lembing. Keikutsertaannya banyak diulas oleh beberapa media internasional berkat prestasi dan perjuangannya. Pangkas Boy.
Artikel yang menarik, untuk ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.
kisah Yege menjadi semangat bagi banyak orang.
3. Kisah Inspiratif Dua Wanita Difabel Peserta Olimpiade 2016
Di Olimpiade 2016 tahun ini, terdapat dua atlet wanita difabel yang bakal berjuang membela negaranya, yaitu Zahra Nemati dan Natalia Partyka.