Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Setangkai Bunga yang Sedang Dikencani Rumah Sakit

3 Agustus 2016   14:50 Diperbarui: 4 Agustus 2016   07:02 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Akun Twitter @GreatQuates

Dahayu,

Hari-hari mendatang adalah saat bibir mungilmu kembali tersenyum di tengah canda Ayah, Ibu, Bibi dan semua yang menyayangimu, akan ada waktunya kamu bisa menyahut "HAP!" lagi ketika Ibumu bernyanyi cicak di dinding dan sampai pada bagian nyamuk.

Begitu pun akan ada suatu hari ketika kamu dan keluargamu berlibur (lagi) ke pantai, kamu bisa menjejak tepi pantai dengan kakimu yang mungil, membuat istana pasir bersama Ayah, main tangkap bola bersama Bibi, atau sekedar mendengarkan dongeng Ibumu di pantai yang berpasir itu, nanti akan ada air yang menjenguk pasir dengan debur riangnya, namanya ombak.

Dahayu,

Kelak kamu akan tahu, ombak bisa mendongeng sepanjang malam, seperti Ibumu jika saja kamu minta.

Day, Ibunya ombak namanya laut, ia sayang pada ombak, laut memeluk ombak tapi tidak terlalu erat dia akan melepas ombak menjenguk pantai dan pasir pada waktunya, agar apa? Supaya ombak bisa mandiri tapi tak lupa pulang.

Dahayu,

Seperti juga laut pada ombak, kelak orangtuamu juga akan melepasmu ke hamparan dunia, kamu bisa mendaki gunung, menyusuri kota, keluar masuk desa atau sekedar.. Mengeja cinta lewat samurai kata, apa pun itu, Ibumu akan tetap jadi laut, di sana, terbentang seluas-luasnya cinta untukmu.

Sementara Ayahmu, dia akan jadi karang, dia menguatkan laut dan menahan gempur ombak, bukan.. Bukan karang yang keras, tapi tegas.

Ya Day, akan ada saatnya sesekali kamu merengek dan merajuk dalam beberapa fase hidup,tapi sekuat apa pun kamu merajuk, cinta Ayah dan Ibumu akan tetap untukmu utuh, seluruh. Sampai nanti kamu dewasa, menua dan selamanya.

Sesekali mereka akan bersikap tegas, mungkin tidak semua yang kamu ingin akan diberi, tapi dari ketegasan itu, kamu bisa belajar. Ya Sayang, semua orang bisa dan memang harus terus belajar, Day juga akan jadi pembelajar yang rajin nantinya.

Dahayu,

Akan ada saatnya kamu akan kembali bersama Ayah, temani Ibu telusuri nusantara, Day pada dirimu sudah tertanam jiwa petualang kan? yang selalu senang jalan-jalan. Day, kamu rindu kan.. Ayo kumpulkan semangat untuk jalan-jalan lagi, masih banyak sudut dunia yang belum kamu lihat.

Semangat Day, usiamu baru tahun ke tiga, jalan dan perjalananmu masih panjang, termasuk segala pahit dan manisnya yang akan kamu rasakan dan pelajari.

Dahayu, 

Di usiamu yang menginjak tujuh, nanti, empat kali Febuari dari sekarang, akan tiba satu hari bersejarah dalam hidupmu: Hari pertama sekolah. Tahun ajaran baru memang baru akan dimulai sekitar bulan Juli, tapi persiapan untukmu sekolah pasti sudah jauh-jauh hari.

Tapi sebelum itu, ayo kumpulkan semangat dulu. Move on dari sakit. Keluar dari Sari Asih yang gak asyik itu. Iya kan Day? Tak ada yang asyik dari rumah sakit.. Karenanya kamu harus cepat pulih.

Oh ya, Day,

Mungkin di hari pertamamu sekolah nanti, Ayah Ibu atau, Nenekmu akan mengantarmu sampai kelas baru, mungkin mereka akan menangis sedikit, bukan Day, mereka bukan sedih, mereka terharu dan banggga padamu, nanti bilang pada mereka, "Day senang sekolah" Ya Day, masa sekolah dasar memang menyenangkan dan masa kanak-kanak itu salah satu fase keajaiban. Pada waktunya kamu akan mengerti, merasakan dan membuktikan.

Dahayu,

Ibu dan ayahmu pasti sudah mendongengkan banyak cerita ya? Apa saja? Sini kuberitahu, dengarkan ya, dan kamu harus mencoba:

Dahayu, 

Ingat baik-baik, meskipun kamu seorang perempuan, kamu harus menyalakan Ibrahim dalam diri.

Nabi Ibrahim, ya mungkin kamu pernah atau akan mendengar kisahnya dari ayah, ibu atau guru ngajimu, atau malah membacanya. Day, resapi dan ambil hikmahnya: Ibrahim seorang yang ikhlas lagi kuat, belajarlah dari butir-butir hidupnya, coba ikuti meski sejengkal, kelak kamu akan jadi wanita hebat.

Dahayu,

Waktunya sudah dekat Day, dalam hitungan hari atau jam kamu pasti akan bangun, membuka mata supaya kita bisa bercanda atau sebentar main boneka jika kamu mau. Atau supaya kamu bisa mengobrol lagi dan melihat Ibumu tersenyum. Dia rindu celotehmu, Sayang, begitu juga Ayahmu.

Dahayu,

Karena sebentar lagi kamu bangun, maka tulisan ini harus segera diakhiri sebelum kamu tambah bingung lagi. Mungkin sekarang kamu belum baca dan belum mengerti, tapi akan pasti. Lagian lebih enak ngobrol langsung, makanya cepat bersuara, OK? Semoga disegerakan sembuhnya.

Sudah dulu, lekas pulih, Dahayu. Rumah sakit itu harus segera menuntaskan rindunya padamu, kalian tak boleh bertemu lama-lama. Tinju saja sakitnya Day, lawan dia dengan semangat yang kamu punya.

Setelah sembuh nanti, katakan selamat tinggal pada kamar yang usang itu, dan jangan pernah kembali lagi menginap di sana. Semoga.

Untukmu dengan doa,

Dariku:

Orang yang mungkin belum kamu tahu dan akan kamu panggil Tante.

#Coretan kecil
Untuk Dahayu,

Setangkai kuncup bunga, yang padanya rumah sakit sedang merindu.

Ps: Ayo bangun dan mewarnai Minnie Mouse, Day!

※

Dahayu, Pantai, Ombak dan Ibunya @ Wawaraji ( Sumber Dokumentasi FB Wardah Fajri)
Dahayu, Pantai, Ombak dan Ibunya @ Wawaraji ( Sumber Dokumentasi FB Wardah Fajri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun