Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Setangkai Bunga yang Sedang Dikencani Rumah Sakit

3 Agustus 2016   14:50 Diperbarui: 4 Agustus 2016   07:02 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Akun Twitter @GreatQuates

Ingat baik-baik, meskipun kamu seorang perempuan, kamu harus menyalakan Ibrahim dalam diri.

Nabi Ibrahim, ya mungkin kamu pernah atau akan mendengar kisahnya dari ayah, ibu atau guru ngajimu, atau malah membacanya. Day, resapi dan ambil hikmahnya: Ibrahim seorang yang ikhlas lagi kuat, belajarlah dari butir-butir hidupnya, coba ikuti meski sejengkal, kelak kamu akan jadi wanita hebat.

Dahayu,

Waktunya sudah dekat Day, dalam hitungan hari atau jam kamu pasti akan bangun, membuka mata supaya kita bisa bercanda atau sebentar main boneka jika kamu mau. Atau supaya kamu bisa mengobrol lagi dan melihat Ibumu tersenyum. Dia rindu celotehmu, Sayang, begitu juga Ayahmu.

Dahayu,

Karena sebentar lagi kamu bangun, maka tulisan ini harus segera diakhiri sebelum kamu tambah bingung lagi. Mungkin sekarang kamu belum baca dan belum mengerti, tapi akan pasti. Lagian lebih enak ngobrol langsung, makanya cepat bersuara, OK? Semoga disegerakan sembuhnya.

Sudah dulu, lekas pulih, Dahayu. Rumah sakit itu harus segera menuntaskan rindunya padamu, kalian tak boleh bertemu lama-lama. Tinju saja sakitnya Day, lawan dia dengan semangat yang kamu punya.

Setelah sembuh nanti, katakan selamat tinggal pada kamar yang usang itu, dan jangan pernah kembali lagi menginap di sana. Semoga.

Untukmu dengan doa,

Dariku:

Orang yang mungkin belum kamu tahu dan akan kamu panggil Tante.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun