Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Melihat Potret Kehidupan Bertetangga di Berbagai Negara dalam Catatan Kompasianer

22 Juli 2016   16:45 Diperbarui: 23 Juli 2016   20:02 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- [caption caption="Ilustrasi Akun Tweetter @Memories"][/caption]

Tetangga adalah orang paling dekat yang tinggal di lingkungan rumah kita, bisa jadi mereka adalah penolong pertama jika sesuatu terjadi pada kita di lingkungan rumah.

Di Indonesia karena kultur komunal yang kuat, kehidupan bertetangga terasa akrab, kebiasaan berkunjung dan mengobrol antar tetangga, berbagi makanan atau saling menitip rumah jika pegi jauh seperti sudah biasa. Itu gambaran kehidupan bertetangga di Indonesia, bagaimana dengan di negara lain?

Lewat tulisan di Kompasiana, sejumlah Kompasianer diaspora yang tersebar di berbagai negara berbagi cerita tentang budaya hidup bertetangga di wilayah tempat tinggal mereka, Seperti apa? Inilah intisarinya:

1. Gambaran Bagaimana Hidup Bertetangga di Australia

Cukup lama berdomisili di Austalia membuat TjiptadinataEffendi sedikit banyak memahami budaya sehari-hari masyarakat Australia termasuk kehidupan bertetangga, melalui artikelnya, Tjipta memaparkan gambaran kehidupan bertetangga di Negeri Kangguru, sejumlah poin-poinnya antara lain:

★ Tidak Ada Istilah Pinjam Meminjam

Berbeda dengan kehidupan di Indonesia, dimana antar tetangga sudah biasa pinjam meminjam, cangkul, gergaji atau keperluan apapun. Kalau di Australia, pinjam-meminjam barang antar tetangga merupakan hal langka.
Tapi kalau urusan bantu membantu ,tanpa diminta, mereka siap akan membantu. Papar Tjipta.

★Tidak ada RT/RW

Di pemukiman Australia tidak ada RT/RW atau sejenisnya. Ada Council,setingkat Camat, tapi tidak ada urusan lapor melapor kalau datang atau pindah, pemilik rumah bertanggung jawab penuh atas orang yang diberikan tumpangan, bila terjadi sesuatu.

Makanya, di Australia tidak mudah orang memberikan tumpangan, bila tidak benar-benar kenal baik atau kerabat, karena resiko dan tanggung jawabnya sangat besar, bila terjadi hal hal tidak diinginkan.

★Tidak ada Gotong Royong

Di Australia juga tidak ada gotong-royong, karena masing masing pemilik rumah, bertanggung jawab untuk merapikan taman, pekarangaan bahkan rerumputan yang tumbuh diluar pekarangannya. Artikel yang informatif.

2. Cerita Tentang Western Compound di Saudi

Bermukim di kota Yanbu Saudi Arabia, Mariam Umm punya pengalaman tinggal di Western Coumpound, sebuah pemukiman di Saudi Arabia yang aturannya agak longgar dibanding perumahan Saudi biasa. Melalui artikelnya, wanita yang akrab disapa Sisi ini berbagi cerita tentang rasanya tinggal di Western Conpound termasuk tentang seni bertetangga di sana.

Walau katanya Western Compound, yang tinggal disini malah bukan 100% from the west. Ada yang saudi asli, ada yang dari US, dari Indonesia, dari India, dari pakistan, dari Afrika, dari Swedia, dari Yordania, dari Mesir, dari Australi, dari Kanada, dari Inggris dll. Ungkap Sisi.

Sesama penghuni Compound saling menghormati kehidupan dan kebebasan masing masing, tak semuanya muslim. Dan tak ada juga yang dituakan, maksudnya tak ada ketua RT/RW atau kepala lorongnya.

"Entahlah mungkin karena kami sama sama perantau, merasa senasib jauh dari keluarga, penghuni compound kami kenal baik, perasaan "dekat" itu ada, dengan saling menitipkan anak jika kami harus ke rumah sakit misalnya, atau menitipkan beli sesuatu jika salah satu tetangga ada yang pergi belanja".Tulis Sisi.

Fasilitas yang tersedia di area pemukiman tersebut juga merekatkan hubungan bertetangga di sana. Di compound memang sudah dilengkapi fasilitas, yang dipisahkan untuk wanita dan pria-nya.

[caption caption="Fasilitas Compound di Saudi (Foto: Umm Mariam)"]

[/caption]

Adanya fasilitas olahraga membuat para suami kadang rajin main cricket dan sepak bola tiap akhir minggu. Adanya taman bermain membuat anak anak dan ibu kadang seliweran main di sana,bertemu, ngobrol, atau sekedar makan kuaci.

Masjid juga menjadi tempat ketemu antara suami. Masjid di compound tak pernah sepi, selain untuk sholat, juga ada kegiatan pengajian berbahasa Arab dan Inggris. Jadi para suami menjadi dekat disini. Papar Sisi.

[caption caption="ain Kriket di lapangan Komplek saudi Dok Umm Mariam)"]

[/caption]

Uniknya, saat bertemu di taman kadang terbentuk kelompok kecil tergantung bahasa. Yang berbahasa Inggris sendiri, yang berbahasa Hindi, Pakistan, sendiri, dan yang berbahasa Afrika juga sendiri.

Walau begitu kami saling kenal. Kami juga sering ngumpul dirumah salah satu teman dan ini bergiliran untuk sekedar makan malam bersama dan minum kopi. Kegiatan ini khusus wanita. Imbuhnya. Ulasan yang menarik.

3. Seni Bertetangga di Jerman

Menurut Gaganawati Stagmann, jika dibandingkan dengan di tanah air, tinggal di Jerman termasuk unik. Ada sejumlah peraturan tak tertulis yang harus saling dipahami dalam kehidupan bertetangga di Jerman, khususnya untuk lingkungan Apartemen. Bagaimana contohnya? Begini:

★ Jangan Barbeque di Balkon Apartemen

Bau asapnya memang lezat, tapi bagi beberapa tetangga di Jerman, bau lezat itu mengganggu.

Barbeque paling aman di tempat khusus seperti Waldhutte yang bisa disewa dengan gubuknya, tempat pembakaran dan taman bermain. Lengkap. Bahkan ada yang gratisan tapi harus cepetan datangnya, keburu penuh. Atau bagi yang tinggal di daerah perkampungan dengan jarak rumah yang satu dengan yang lainnya berjauhan, barbecue tidak akan jadi masalah. Papar Gana

★Hati-hati Menyiram Tanaman di Balkon

Pada musim semi sampai musim panas, orang Jerman biasa memiliki tanaman di balkon. Digantung dengan pot atau dengan tempat khusus dari kayu yang menyatu dengan pagar balkon.

Kalau tidak disiram, pasti mati itu tanaman. Kasihan. Meskipun demikian, tetap hati-hati untuk melakukannya. Pasalnya, cipratan air bisa mengundang masalah jika menjatuhi bahkan mengotori balkon tetangga di bawah. Imbuhnya.

★Hati-Hati Pelihara Hewan

Burung yang bisa terbang dan cerewet bisa membawa masalah. Sebuah pasangan Jerman dimejahijaukan tetangga sebelah karena burungnya berkicau terlalu keras dan sering.

Si pasangan harus menyewa pengacara seharga 500€. Akhirnya, mereka harus membayar denda sejumlah uang atau melepas burung itu agar pergi ke alam bebas. Papar Gana.

★Membangun Garasi 2,5 Meter Dari Kebun Orang

Ada aturan demikian karena mengantisipasi jika terjadi kebakaran. Masih ada jarak khusus yang dianggap bisa menghindarkan milik tetangga ikut kebakaran. Tandas Gana. Paparan yang informatif, untuk ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

4. Mahalnya Bersosialisasi di Amerika

Ketika pertama kalinya datang ke Amerika, Usi Saba bertetangga dengan berbagai macam tetangga dengan ras yang berbeda-beda. Ada Hispanik (Amerika Latin), Pakistan, Kaukasian, African-American, bahkan Afganistan. Karena Usi tinggal di komplek rumah sewa, maka tetangganya itu datang-pergi dalam waktu cepat. Tidak ada tetangga yang tinggal lama sampai diatas lima tahunan.

Usi dan Suami tidak pernah berkenalan dengan tetangga secara resmi. Mereka hanya saling mengenal lebih karena anak-anaknya yang main bersama.

Karena tidak mengetuk pintu dan berkenalan secara resmi itulah, Usi tidak mengenal mereka bahkan secara selewat sekali pun. Cuma kadang Usi berbagi kepada mereka seperti ketika memancing dan mendapat banyak sekali ikan, Usi bagi ikan-ikan itu kepada para tetangganya.

Terasa berbeda ketika Usi dan keluarga pindah ke lingkungan rumah baru, di tempat barunya, keadaannya berbeda. Usi dan keluarga memasuki komplek perumahan dimana hanya keluarga ber-ras Kaukasian saja  yang tinggal. Usi menjadi orang Asia satu-satunya disana.

Beberapa tetangga yang kebanyakan sudah sepuh datang mengetuk pintu rumah Usi dengan membawa kue atau bunga sebagai tanda perkenalan mereka. Usi dan keluarga senang dan menyambutnya dengan gembira.

Sebagai balasan, Usi pun mendatangi rumah mereka satu per satu dengan buah tangan. Beberapa rumah yang Usi datangi orangnya ada dan mereka senang menerima bingkisan dari Usi.

Beberapa rumah ketika didatangi orangnya tidak ada, maka Usi tinggalkan bingkisan tersebut dengan dilengkapi catatan nama, nomor rumah, serta nomor telpon ia dan suami. Ada yang menelpon balik dan bilang terima kasih, ada yang datang ke rumah langsung dan bilang senang, ada juga yang tidak memberi respon sama sekali. Imbuhnya.

Bersosialisasi di Amerika itu mahal! Itulah salah satu hal yang dirasakan Usi tentang negeri Paman Sam tersebut. 

"Hubungan antar tetangga terasa dingin kalau kita tidak berusaha menghangatkannya"

"Sulit untuk bertemu secara formal dengan para tetangga. Kalau pun mau bertemu harus membuat janji dulu. Mau belanja bareng harus sms-an dulu, mau main basket bareng telponan dulu, mau apa-apa harus melibatkan ponsel atau komputer." Papar Usi.

Kebutuhan sosial kita untuk berinteraksi dengan sesama cukup mahal disini. Ya, karena kita jadi harus tergabung dengan misal organisasi ini itu, atau harus aktif di kegiatan keagamaan dan sejenisnya. Kenapa mahal? Karena buat kumpul itu perlu ongkos atau bensin karena letaknya sering yang berjauhan dengan rumah kita. Tulisnya.

**
Tetangga merupakan ‘keluarga’ yang paling dekat dengan kita, dan tetangga juga menjadi pihak yang paling cepat yang dapat kita minta pertolongan bila terjadi sesuatu yang mendadak, sehingga sudah sepatutnya kita menjalin hubungan baik dengan tetangga sekitar.

Itulah potret kehidupan bertetangga di berbagai negara dalam catatan kompasianer, semoga bermanfaat.

Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)
*Tulisan sejenis lainnya bisa dibaca dalam tag Intisari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun