Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ragam Tradisi Cari Jodoh di Berbagai Negara dalam Catatan Kompasianer

20 Juli 2016   10:39 Diperbarui: 28 Juli 2016   09:03 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 - [caption caption="Ilustrasi By @KampusFiksi"][/caption]

Masalah jodoh atau teman hidup merupakan urusan hati yang penting bagi kebanyakan orang. Bagaimana tidak, prihal urusan hati yang satu ini kerap membuat bahagia di satu sisi, namun merana di sisi lain.

Di masyarakat, ada anggapan bahwa jodoh tak usah ditunggu dan lebih kepada perkara saling memantaskan diri sebelum dipertemukan, ada juga yang beranggapan jodoh itu perkara usaha, harus aktif dicari dan dijajaki, sebab tak bisa ketemu kalau kita tak mencari.

Mencari jodoh untuk teman hidup sepanjang usia tentu sama sekali bukan perkara sederhana, tak hanya di Indonesia yang punya perhatian terhadap urusan jodoh, di sejumlah negara pun, urusan menjala hati tersebut juga mendapat porsi dalam pergaulan, tatanan dan budaya masyarakat setempat.

Di Kompasiana sejumlah kompasianer diaspora berbagi cerita dan amatan tentang berbagai tradisi dan tata cara mengejar jodoh di sejumlah negara, inilah intisarinya:

1. Mengejar Jodoh Ala Anak Muda Saudi

Cukup lama berdomisili Arab Saudi membuat Mariam Umm mengerti bahwa pacaran adalah hal yang tidak umum di Saudi, negara dimana segregasi adalah umum dimana-mana.

Di Saudi di mana pun ruang, pasti terpisah antara pria dan wanita, tempat untuk para pria biasanya di single section, dan tempat para wanita yang biasanya di familly section. Restoran,taman, kafe, semuanya terpisah antara pria dan wanitanya. Jadi sangat kecil kemungkinan mereka bisa bertemu ditempat umum. Papar Sisi.

Mengejar jodoh menjadi susah, walaupun begitu banyak cara yang dilakukan anak muda di saudi untuk mengejar jodoh mereka, Menurut Sisi, beberapa cara yang dilakoni anak muda di Saudi antara lain:

Online forum chat dan sosial media banyak dijadikan anak muda saudi sebagai tempat mengejar jodoh mereka, bahkan ada juga yang iseng iseng pencet pencet nomer HP dan saat tersambung jika suara di ujung sana adalah wanita, para pria ini akan bersemangat dan kembali menelepon berkali kali,walaupun anda juga menolaknya berkali kali, si penelepon akan tetap tidak kenal menyerah.
Cara satu satunya adalah blok si penelepon jika memang anda terganggu.

★ Melalui kertas yang dibentuk jadi bola,

Biasanya berisi nomer telpon yang dilemparkan pemuda Saudi ke tempat kumpul para gadis biasanya taman atau restoran yang di mejanya ada sekumpulan gadis.

★ Menempel pin BBM di bagasi mobil seperti gambar di bawah.

[caption caption="Pin BBM remaja arab di bagasi mobil (Dok. Mariam Umm)"]

[/caption]
Artikel yang menarik. Ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

2. Date Corner: Cari Jodoh Ala Shanghai

Tiongkok yang saat ini sedang bergiat memajukan perekonomian negerinya membawa konsekuensi pada para generasi muda di sana sekarang ini sangat disibukkan oleh pekerjaan mereka dan membengkalaikan usaha mencari pasangan hidup. Nah ... Apa jadinya? Para orangtua merekalah yang menjadi khawatir, papar ACJP Cahayahati.

Menurut cerita sang suami yang dinas di Tiongkok, di negeri tirai bambu itu tepatnya di provinsi Shanghai ada kebiasaan unik yang dilakukan orang tua di Tiongkok demi mencarikan jodoh untuk anak-anaknya. dalam date corner, sehingga setiap hari akhir minggu di People's Park di Shanghai, para orangtua para jomblo ini berkumpul dan mencari pasangan yang sesuai untuk anak-anak mereka.

Poster-poster tentang biodata, foto dan keterangan menarik lainnya memenuhi tembok-tembok di taman. Ada pula orangtua yang membawa payung mereka untuk memasang dan menempelkan biodata anak-anak mereka. Para orangtua dengan serius membacai informasi yang dipajang dan kemudian berbincang-bincang dengan pemasang poster, bila biodatanya terlihat cocok dengan harapan mereka untuk anak-anaknya.[caption caption="Payung jodoh Foto: Cahayahati"]

[/caption]

[caption caption="suasana Date Corner di Tingkok banyak poster cari jodoh (Dok. Cahayahati)"]

[/caption]

Pertukaran informasi seperti : anakmu pendidikan terakhirnya dari mana, penampilannya seperti apa, bekerja di mana, pendapatannya berapa, tinggi badannya berapa, bisa bicara bahasa apa, hobinya apa, ramahkah, suka ini atau itukah, ramai dilakukan. Selain itu bila cocok maka pertukaran foto, biodata dan nomor telpon pun menyemarakkan date corner.

Pencarian jodoh untuk anak mereka yang tinggal di luar negeri pun terjadi di sini. Ajang cari jodoh ini pun menarik perhatian para turis.

Karena date corner ini semakin menarik di kalangan para orangtua dan selalu ramai dikunjungi, maka bermunculan pula para makelar dadakan dan agen-agen yang mencocokkan minat dari para jombloer ini. Harganya sangat beragam berkisar antara 10 - 100 RMB tapi ada juga para profesional yang mematok harga lebih mahal. Artikel yang menarik.

3. White Day di Korea Selatan

Sebulan setelah hari valentine di Korea Selatan ada hari bernama white day. Tulis Ony Jamhari dalam artikelnya.

White Day jatuh sebulan tepat sesudah hari Valentine. Kalau pada hari Valentine perempuan memberikan hadiah pada pasangannya, pada hari ini laki-lakilah yang memberikan hadiah pada pasangannya.

Hadiah bisa berbagai macam dari yang paling murah sampai yang paling mahal. Biasanya mereka memberikan permen, cokelat, dan juga boneka kepada kekasihnya.

Jay Hanseok Park seorang anak muda Korea mengatakan bahwa dia hanya merayakan White Day jika dia sedang punya pacar.

Menurutnya selain memberikan hadiah, White Day adalah hari yang sangat tepat untuk melamar seseorang menjadi pacar. White Day identik dengan Romantic Day katanya.

Selain di Korea Selatan, White Day juga diperingati di beberapa negara seperti Jepang dan Taiwan. Dimulai dengan hari Valentine sebulan kemudian White Day dan sesudah itu bulan depan mereka akan merayakan “Black Day” yaitu hari bagi mereka yang tidak mempunyai pasangan alias jomblo untuk berbagi atau mendapatkan sesuatu dari seseorang. Tandas Ony.

4. Cara Anak Muda Jepang Menggaet Jodoh

Di negeri Sakura, Jepang untuk menggaet pacar atau pasangan hidup itu bisa dikatakan gampang-gampang susah. Ungkap Weedy Koshino dalam artikelnya.
Menurut pengamatan Ibu 2 anak ini, dalam hal mencari jodoh, ada beberapa cara yang dilakoni anak muda di negerinya Nobita itu, antara lain:

★Melakukan Nanpa (ナンパ)
Nanpa yang bisa diartikan menggoda lawan jenis, dengan memujinya lalu mengajak kenalan dan kalau berhasil bisa loh saling tukar nomor telefon.

Nanpa dilakukan oleh para girl/boy hunter di pusat-pusat keramaian. Biasanya para hunter akan mencari cewek/cowok yang cukup menarik, dan terlihat sendirian berdiri di pinggir jalan, lalu pelan-pelan akan mendekati, dan biasanya sih pura-pura bertanya “lagi tunggu siapa?” kalo jawabannya “nunggu pacar!” biasanya si penanya langsung minggat, Papar Weedy.

★Ikut dalam Goukon (合コン)

Goukon itu seperti kencan buta. Jadi Goukon adalah suatu perkumpulan yang diatur oleh seorang cowok dan cewek, dimana masing-masing saling membawa teman-temannya untuk dikenalkan dalam suatu pertemuan yang biasanya didakan di tempat-tempat makan.

Omiai (お見合い)
Cara ini sebenernya kurang begitu disukai oleh para single di Jepang. Kenapa? Karena identik dengan cari jodoh atas dasar paksaan orangtua. Ya, Omiai ini adalah proses pengenalan yang dilakukan oleh para orang tua yang saling menjodoh-jodohkan anak-anaknya.

Para orang tua akan saling tukar menukar foto omiai yang biasanya kalau cewek, akan mengenakan pakaian tradisional Jepang, yaitu Kimono atau berpakaian rapih formal baju kerja. Sedangkan orang tua dari pihak cowok juga akan mengirimkan foto anaknya yang terbaik, biasanya menggunakan baju kerja jas rapi.

Setelah melihat foto, kemudian ada loh pertemuan antara orang tua dan anak-anaknya itu, tapi terlihat jelas kalau para orang tua lah yang paling banyak berbicara dan anak-anaknya hanya saling lirik-lirikan. Pangkas Weedy. Artikel unik tentang sisi lain Jepang.

**
Menyoal jodoh, dengan siapa atau akan datang dengan cara seperti apa, adalah hak veto Sang Maha Cinta, barangkali setiap yang dipertemukan pada waktu dan tempat yang sama adalah berjodoh. Namun untuk berjodoh beserta rasa tentu itu butuh usaha.

Itulah sedikit rangkuman tradisi mecari jodoh di berbagai negara dalam catatan Kompasianer, semoga bermanfaat!

Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)
*Tulisan sejenis lainnya bisa dibaca dalam tag Intisari

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun