Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membuka Ulang Arsip Tradisi Khas Nusantara dari Mata Warga Biasa

16 Juni 2016   09:20 Diperbarui: 16 Juni 2016   12:55 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tak boleh loh dilakukan sebelum panen karena dipercaya panen akan mengalami gangguan entah itu disebabkan hama, tikus atau faktor alam lainnya". Papar Heriyanto.

Poses secara umum dalam menjalankan tradisi ini yaitu

★Para tetua-tetua Toraja (Ne' Tomina Lumba) membacakan doa/ mantra dalam bahasa Toraja Kuno. Hal ini dilakukan sebelum mayat tersebut di angkat dari peti, Setelah itu, mayat tersebut diangkat dari peti dan mulai dibersihkan dari atas kepala hingga ujung kaki dengan menggunakan kuas atau kain bersih.

★ Mayat tersebut dipakaikan baju yang baru dan kemudian kembali dibaringkan di dalam peti tadi.

Selama prosesi Manene, sebagian kaum lelaki membentuk lingkaran menyanyikan lagu dan tarian yang melambangkan kesedihan. Lagu dan gerak tarian tersebut guna untuk menyemangati para keluarga yang ditinggalkan.

Selain mengganti baju dari jenazah terkadang juga ada bagian dimana masyarakat juga turut membersikan patane (bangunan makam jenazah). Membersikan Patane dilakukan oleh semua warga dalam kampung.

Setelah itu dilanjutkan dengan acara sisemba yaitu tradisi aksi adu kaki. Pangkas Heriyanto.

Potret tradisi yang menarik, untuk foto dan ulasan selengkapnya bisa dilihat di artikel tersebut.

**
Indonesia memiliki banyak ragam tradisi unik yang tersebar di berbagai daerah di nusantara, sudah semestinya masyarakat dan pemerhati budaya bekerja sama untuk membangkitkan rasa menghargai tradisi dengan tidak melepaskannya dari akar budaya dan sejarah.

**

Itulah sebagian potret tradisi khas Indonesia ala warga biasa yang terekam lewat tulisan di Kompasiana, semoga bermanfaat untuk pembaca

Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun