Bagi Yosepri Alfazi kenangan yang didapatnya dari majalah Bobo adalah Bagaimana majalah tersebut membuat pelajaran Bahasa Inggris di masa kecilnya dulu menjadi sederhana dan menyenangkan.Â
Melalui satu halaman penuh rublik Our English Page di majalah tersebut, Yosepri selalu mengguntingnya, membuatnya menjadi kliping lalu menjilidnya sebagai bahan belajar pada masa ia duduk di bangku sekolah dasar sebelas tahun silam. Sebuah cara belajar yang menyenangkan sekaligus kreatif.
Goresan berbeda ditorehkan Ikhwanul Halim, lewat kanal Fiksiana, Halim membuat dongeng yang semua tokohnya dinamai seperti tokoh-tokoh cerita dalam majalah Bobo, melalui dongeng tersebut ingatan pembaca akan diajak meluncur mengingat pernak-pernik khas majalah Bobo. mulai dari istana Ratu Bidadari, Paman Gembul, sampai Denny si Manusia Ikan. Sebuah dongeng menarik diramu dengan gaya penulisan yang apik.
4. Majalah Bobo, Tetaplah Berkibar bagi Anak Indonesia.
14 April menjadi hari ulang tahun Majalah Bobo, tanggal itu tidak hanya menjadi perayaan bagi redaksi Bobo, tetapi juga perayaan bagi warga masyarakat dan anak-anak yang menggemari majalah kelinci itu.
Melalui artikelnya di Kompasiana sebagai pembaca lama majalah Bobo, Misael Satriomengurai salut karena Majalah Bobo masih mampu bertahan di usia penerbitan yang telah mencapai angka 43.
Menurut Misael, hal itu bisa terjadi karena konten yang ada di majalah tersebut masih terjaga kualitasnya yang tetap pas untuk di konsumsi anak-anak kendati harga majalah Bobo kian tahun kian mahal, masih menurut Misael, harga majalah ini perlu sedikit duturunkan agar lebih banyak anak Indonesia yang bisa mengakses keterbacaan majalah ini.
"Pembaca lama ini selalu mendukung Bobo agar tetap hidup di berbagai masa," tambah Misael.
5. 43 Tahun Majalah Bobo, Semakin Inspiratif
Majalah Bobo bagi Rachmah Dewi dan mungkin sebagian besar anak-anak Indonesia, tidak hanya menjadi majalah bacaan biasa. Karena memang, di dalamnya sarat akan nilai-nilai edukatif.