Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Nelayan Nasional: Upaya Merawat Ingatan, Catatan Kompasianer dalam Rangkuman

6 April 2016   20:12 Diperbarui: 7 April 2016   07:11 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sayang, harga ikan laut yang mahal tak berkolerasi dengan uang yang diterima para nelayan di pesisir pantai. Nelayan tak juga keluar dari garis kemiskinan". Ungkap Rushans.

4.Hari Nelayan dan Pesan Profesor

Tahun 2008 menjadi tahun yang berkesan bagi Kompasianer S.Aji pada tahun tersebut Aji berkesempatan menjumpai seorang Profesor ahli sejarah maritim Indonesia, Profesor Andri. B Lapian di kediamannya di Tomohon Sulawesi Utara.

Membaca tuturan apik S. Aji mengenai jumpa nostalgia nya dengan sang profesor, kita seolah sedang diajak meresapi pesan-pesan profesor Andri bahwa Indonesia harus memperkuat identitas bahari nya dan memperbanyak penelitian tentang kelautan jika benar-benar ingin menjadi poros maritim dunia. Sebuah tuturan yang mengemas pesan mendalam.

Profesi nelayan dengan segala suka dan dukanya, baik dijalani karena pilihan atau tuntutan keadaan tetap harus mendapat perhatian dan dukungan dari negara.

Melalui pengalaman dan opininya, empat Kompasianer mencoba merawat ingatan bahwa bangsa Indonesia yang mengaku bernenek moyang seorang pelaut sudah seharusnya memberi perhatian serius terhadap nasib dan kehidupan para penyapu ombak lautan: Nelayan Indonesia, nelayan kita. Semoga para pejuang laut itu bisa mendapatkan pemenuhan hak yang layak.

Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya. :)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun