[caption caption="Mawalu"][/caption][caption caption="Mutiah"]
[caption caption="Jhon Brata"]
--
Baru-baru ini orang nomer satu se ibukota Basuki. T. Purnama melempar wacana akan menghapuskan sistem 3 in 1 yang selama ini diberlakukan di Jalan utama kota yang memiliki ikon ondel-ondel ini.
Wacana penghapusan 3 in 1 yang mengakar di Jakarta sejak 13 tahun silam ini menuai pro kontra masyarakat. Pemberitaannya menghiasi sejumlah media Tak terkecuali di Kompasiana topik ini juga mendapatkan tempatnya. Melalui tulisan, sejumlah kompasianer memaparkan buah Pikirnya. Inilah sebagian diantaranya.
1. Ini yang Terjadi Jika 3 in 1 Ditiadakan
Kompasianer Mutiah Alhasanymelalui tulisannya mencoba menelisik dampak yang mungkin terjadi jika kebijakan 3 in 1 benar-benar enyah dari Jakarta. Salah satu poin yang disoroti Mutiah mengenai kemacetan jalan yang akan semakin bertambah jika 3 in 1 jadi ditiadakan.
" Jika 3 in 1 ditiadakan, semakin banyak orang yang akan langsung menuju jalan-jalan utama di DKI Jakarta, seperti Jalan Sudirman, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Gatot Subroto. Mereka yang membawa kendaraan tidak lagi melalui jalan-jalan alternatif yang umumnya lebih kecil dan berliku. Maka kemacetan tertumpuk di jalan-jalan tersebut karena kendaraan tidak terbagi dengan jalan-jalan lain." Urai Mutiah.
Untuk itu menurut Mutiah, pembangunan transportasi MRT dan LRT harus dipercepat sebagai Upaya untuk menarik penduduk agar tidak membawa kendaraan pribadi, maka proyek MRT dan LRT harus dipercepat. Hal itu dimaksudkan agara kemacetan bisa dihindari. Sebuah harapan yang masih akan menemui jalan panjang.
2. 3 In 1, Potret Kemiskinan dalam Bingkai Kemewahan Jakarta
"Sebaiknya dihapus saja karena hanya menunjukan potret kemiskinan rakyat sendiri dalam bingkai kemewahan glamournya ibukota".
Seperti itulah pandangan Kompasianer Mawalu terhadap kebijakan 3 in 1 di Jakarta.
Menurutnya kebijakan 3 in 1 yang berlaku di Jakarta selama ini banyak dimanfaatkan sebagai celah untuk mengakali dan melanggar aturan, baik oleh joki atau pengguna jalan sendiri. Karena itu menurut mawalu, kebijakan 3 in 1 menang sudah selayaknya dihapus karena hanya akan menunjukan potret kemiskinan dan susahnya cari kerja di Jakarta.
3. [[3in 1] Mengapa 3 in 1 Perlu Dihapus?
Sebagai warga yang memiliki KTP DKI Jakarta Tjiptadinata Effendi menilai kebijakan three in one jelas jelas tidak efektif dan berpotensi mendatangkan bahaya, pasalnya kebijakan ini bukannya menjadi penghilang macet namun justru menambah kerawanan akan keselamatan warga Jakarta khususnya para Joki itu sendiri. Sejumlah alasan dikemukakan, antara lain: