Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta, Coba Berkaca Dari Cahaya

28 Juli 2015   07:51 Diperbarui: 28 Juli 2015   07:51 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Cinta â—Š

Lihatlah bagaimana nyala itu ada

Menjadi energi bagi dunia

Dari percik sinar seberkas cahaya

Mari berkaca darinya

Tentang laku dan makna

 

Cinta â—Šâ—Š

Lihatlah pada kembang api

Indahnya sesaat hanya ilusi

 Ia gemerlap tapi hancurkan diri sendiri

Seperti itulah kita menjadi

Bila tak pandai ukur diri

Merasa hebat..

Padahal kehancuran sudah dekat

Tentang sabda puas

Janganlah terlalu cepat

 

Cinta â—Šâ—Šâ—Š

Jangan meniru cahaya lampu

Nyalanya punya jangka waktu

Tak punya kuasa bertindak sesuai kehendak

Seluruh hidupnya terseret

Menyala hanya  jika dipencet

Soal inisiatif jangan lelet

Sebab hidup tak hanya menunggu paket

 

Cinta â—Šâ—Šâ—Šâ—Š

Jangan jadi lilin yang menerangi

Sampai melelehkan diri sendiri

Jika ego membawa nelangsa

Pada satu dari dua

Gagal sudah pasti jadi milik kita

Tentang rasa bukan tempat cari celaka

 

Cinta â—Šâ—Šâ—Šâ—Šâ—Š

Jangan jadi kelip pohon natal di malam suci

Kilaunya selalu dipuji

Jika karyamu diapresiasi

Buang jumawa dan tinggi hati

Sebelum menusukmu bak duri

 

Cintaâ—Šâ—Šâ—Šâ—Šâ—Šâ—Š

Mari merefleksi diri

Pada bulan dan mentari

Terangnya silih berganti menyinari bumi

Tanpa saling iri apalagi memaki

Semua sadar porsi

Tanpa dendam berbalut dengki

 

Cintaâ—Šâ—Šâ—Šâ—Šâ—Šâ—Šâ—Š

Tentang yang kita rintis berdua

Belajarlah dari cahaya

Pada ujungnya…

Bukan siapa yang paling terang

Ini tentang usaha untuk dikenang

Menggores jejak memanjang

Agar tak lekang

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun