Ikhlas tak mengajarkan kita untuk terzolimi. Dia hanya membawa kita membuka mata, bahwa tak apik menunggu balasan yang belum pasti, yang hanya membuat diri sakit dan tak ingin beramal kembali.Â
 Jikalau hati belum membuat sekat dari berharap kepada manusia, kuharap kamu membeli obat ketika akhirnya kamu terluka.Â
Karena sekuat apapun kita memaksa untuk menunggu harap, yang ditemui hanyalah kecewa akan sikap. Begitulah, bahkan Allah sering tak diacuhkan, meski dengan segala kenikmatan yang dirasakan manusia. Apalagi kita? Hanya memberi sedikit dari makanan yang kita punya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H