Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Prokrastinator Ulung

16 Mei 2019   09:36 Diperbarui: 16 Mei 2019   13:33 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ironisnya, para perfeksionis justru merupakan kaum yang paling banyak menyimpan prokrastinator di dalamnya. Mereka percaya dengan pandangan "kualitas membutuhkan waktu yang lama" dan diselimuti oleh perasaan takut akan kesalahan sehingga mereka sering memilih mengerjakan tugas-tugas mereka secara lambat dan berakhir terjebak dalam lingkaran setan prokrastinasi. Harus diketahui, tidak masalah jika kita memulai dengan banyak kesalahan, selalu ada ruang untuk perbaikan. Seperti yang Marthin Luther King, Jr. katakan: you don't have to see the whole staircase, just take the first step!

Membuat Pengingat

Salah satu alasan kita menjadi prokrastinator adalah kenyataan bahwa kita suka lupa terhadap tugas yang kita miliki. Jika sudah asyik dengan sesuatu, banyak orang yang suka lupa terhadap sekitar mereka karena manusia cenderung fokus terhadap apa yang sedang mereka hadapi.  Maka dari itu setidaknya kita perlu membuat beberapa item untuk membantu kita mengingat. Entah itu tabel daftar tugas yang tertempel di dinding, sticky-note berisi peringatan mengenai tenggat tugas, atau bahkan bisa juga dilakukan dengan membuat pengingat di alarm handphone sambil menyelipkan keterangan "TUGAS" yang tertulis dalam capslock. Dengan adanya pengingat-pengingat ini diharapkan kita menjadi sadar akan kewajiban kita.

Mencari Motivasi

Alasan lain hingga terciptanya prokrastinator adalah kurangnya motivasi, sehingga terkadang mereka memilih untuk menghindar dari "masalah" itu sendiri. Motivasi ada banyak jenisnya, tergantung dari diri sendiri apa yang bisa memotivasi. Bisa dengan hal kecil seperti memberi reward pada diri sendiri dengan es krim setelah mengerjakan tugas, atau jalan-jalan. 

Motivasi tidak serta-merta berasal dari diri sendiri, tapi bisa juga dari orang lain. Tidak perlu malu untuk meminta motivasi dari keluarga atau teman selagi itu tidak merugikan siapapun.

Itulah beberapa cara yang sekiranya dapat membuat prokrastinator berhenti menjadi prokrastinator. Sejujurnya apa yang disampaikan di atas terbatas pada hal-hal dengan batas waktu, prokrastinasi terhadap hal-hal yang tidak mempunyai batas waktu adalah hal yang lebih payah lagi untuk dihindari, karena sulit bagi kita untuk menetapkan prioritas kepada hal yang tidak urgent.  Tidak ada batasan waktu untuk membersihkan pekarangan dan mencuci kain, tapi coba bayangkan apa jadinya jika Anda menunda membersihkan pekarangan rumah selama satu bulan atau menumpuk kain cucian selama seminggu.

Kita terus berpikir bahwa menunda sebentar tidak akan berpengaruh banyak, dan kita berpikir kita dapat menggantinya dengan bekerja dua kali lipat di lain waktu. Akan tetapi yang tidak kita sadari adalah ketika berhenti sebentar itu menjadi sebentar-sebentar berhenti. Kebanyakan dari kita bahkan terus tidak sadar hingga akhirnya waktu kita habis, penyesalan datang, dan kesempatan pun terbuang.

Memang prokrastinasi tidak selamanya buruk, tidak ada salahnya rehat sebentar dari urusan-urusan berat agar pikiran menjadi lebih segar. Hanya saja kita perlu ingat ada hal-hal yang sebaiknya kita selesaikan secepat mungkin sebelum bersantai. Saran terbaik adalah lakukan apa yang ingin Anda lakukan besok di hari ini sebelum kegiatan untuk besok menjadi kegiatan untuk keesokan harinya.

Nah, sudahkah Anda mengerjakan semua tugas Anda hari ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun