1) Teknik external control, ialah suatu teknik di mana disiplin peserta didik haruslah dikendalikan dari luar peserta didik. Teknik ini meyakini kebenaran akan teori X, yang mempunyai asumsi-asumsi tak baik mengenai manusia. Karena tak baik, mereka senantiasa diawasi dan dikontrol terus, agar tidak terjerembab ke dalam kegiatan-kegiatan yang destruktif dan tidak produktif. Menurut teknik external control ini, peserta didik harus terus menerus didisiplinkan, dan kalau perlu ditakuti dengan ancaman dan ditawari dengan ganjaran. Ancaman diberikan kepada peserta didik yang tidak disiplin, sementara ganjaran diberikan kepada peserta didik yang mempunyai disiplin tinggi.
2) Teknik inner control atau internal control. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik di atas. Teknik ini mengupayakan agar peserta didik dapat mendisiplinkan dari mereka sendiri. Peserta didik disadarkan akan arti pentingnya disiplin. Sesudah sadar, ia akan mawas diri dan berusaha mendisiplinkan diri sendiri. Jika teknik ini dapat dikembangkan dengan baik, maka akan mempunyai kekuatan yang lebih hebat dibandingkan dengan teknik external control. Jika teknik inner control ini yang dipilih oleh guru, maka guru haruslah bisa menjadi teladan dalam hal kedisiplinan. Sebab, guru tidak akan dapat mendisiplinkan peserta didiknya, tanpa ia sendiri harus berdisiplin. Guru harus sudah punya self control dan inner control yang baik.
3) Teknik cooperatit control. Menurut teknik ini, antara pendidik dan peserta didik harus saling bekerjasama dengan baik dalam menegakkan disiplin. Guru dan peserta didik lazimnya membuat semacam kontrak perjanjian yang berisi aturan-aturan kedisiplinan yang harus ditaati bersama-sama. Sangsi atas pelanggaran disiplin juga ditaati dan dibuat bersama.
Kontrak atau perjanjian seperti ini sangat penting, oleh karena hanya dengan cara demikianlah pendidik dan peserta didik dapat bekerjasama dengan baik. Dalam suasana demikianlah, maka peserta didik juga merasa dihargai. Inisiatif yang berasal dari dirinya, biarpun itu berbeda dengan inisiatif guru, asalkan baik juga diterima oleh guru dan peserta didik lainnya.
Kesimpulannya: Proses orientasi bertujuan memperkenalkan peserta didik dengan lingkungan fisik dan sosial madrasah, baik melalui perkenalan sarana, prasarana, maupun komunitas yang ada. Ini bertujuan untuk membantu peserta didik menyesuaikan diri dan mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas dan layanan madrasah. Kehadiran di madrasah tidak hanya dipandang sebagai kehadiran fisik tetapi juga partisipasi aktif dalam kegiatan madrasah. Dalam konteks ini, kehadiran menjadi penting bagi pengembangan mental dan sosial peserta didik, meskipun teknologi memungkinkan beberapa aktivitas belajar dilakukan dari rumah. Disiplin dibedakan menjadi tiga konsep: otoritarian (disiplin yang ketat), permissive (kebebasan penuh), dan kebebasan terkendali (kebebasan yang bertanggung jawab). Dalam mendisiplinkan peserta didik, terdapat tiga teknik utama yaitu external control (kendali dari luar), inner control (kendali dari dalam), dan cooperative control (kerja sama antara guru dan peserta didik), yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan madrasah.
*) Tulisan ini disarikan dari Bahan Ajar Mata Kuliah Sekolah Islam Terpadu Part 8 Pengaturan  Orientasi, Kehadiran dan Kedisiplinan Peserta Didik. Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Ahmad Rusdiana, Drs., MM
Syifa Septiani Wulandari lahir. Lahir di Bandung, tanggal 6 September 2003, merupakan anak pertama pasangan Bapak Nanan Sunandar, dengan Ibu Euis Marlianti. Alamat Tempat Tinggal Kp.Dunguspurna No.08 RT 02 RW 08 Kel.Galanggang Kec.Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Indosesia,40561,HP:082130967911, E-Mail : syifaseptianwulandari@gmail.com.Pendidikan: Sekolah Dasar/MI Roudotutta'lim lulus tahun 2016, Sekolah Menengah Pertama/SMP Darul Falah lulus tahun 2019, Sekolah Menengah Atas/MA Baitul Arqom Ciparay tahun 2022 dan sekarang kuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Lulus Tes Masuk UIN melalui Jalur Mandiri. Motivasi masuk UIN SDG jurusan MPI: meningkatkan kualitas pendidikan Islam, dan memiliki peluang karir yang luas dalam mengelola lembaga pendidikan berbasis nilai-nilai Islam.
Motto: Plan for your future, but live in the present moment.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H