Mohon tunggu...
syifa septianiwulandari
syifa septianiwulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Taguchi untuk Pengendalian Biaya Mutu Alternatif

2 April 2024   11:09 Diperbarui: 2 April 2024   11:24 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa organisasi percaya bahwa mutu dan efisiensi berkaitan, karena proses untuk memproduksi produk bermutu tinggi biasanya memiliki tingkat efisiensi yang tinggi. Ketika mutu jelek maka produk harus dikerjakan kembali atau dibuang dan biaya per unit dari produksi yang baik meningkat. Ketika mutu meningkat, produk sisa dan pengerjaan kembali menjadi turun, begitu juga dengan biaya. Banyak orang menghubungkan mutu suatu produk dengan kinerja, atribut atau fitur (features). Sebagai contoh, ada orang yang percaya bahwa Roll Royce memiliki mutu yang lebih baik dari Buick karena Roll Royce memiliki lebih banyak fitur. Tetapi bila mutu diartikan "sesuai dengan spesifikasi", maka Buicks sebenarnya mempunyai mutu yang lebih baik dari Roll Royce, karena pada umumnya konsumen melaporkan bahwa Buicks memiliki tingkat kerusakan tiap kendaraan yang lebih kecil daripada Roll Royce.

Mutu sangat penting bagi konsumen karena konsumen mengharapkan untuk mendapat apa yang telah mereka bayar. Mutu yang baik menunjukkan konsumen mempunyai resiko yang rendah untuk menjadi kecewa. Suatu organisasi yang menjaga komitmennya lebih baik terhadap konsumen akan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan.

Mutu adalah ukuran relatif kebaikan suatu produk (Mulyadi, 1993). Produk bermutu (quality product) adalah suatu produk yang memenuhi harapan konsumen. Konsep dari produk yang bermutu dapat digunakan dalam berbagai cara. Garvin membedakan delapan dimensi fundamental dari produk yang bermutu tinggi: performance, features, reliability, conformance to specifications, durability, serviceability, product aesthetics, dan perceptions (Anderson dan Sedatole, 1998).

Salah satu metode pengendalian mutu yang digunakan di Amerika Serikat adalah metode Taguchi yang dikembangkan oleh Genichi Taguchi. Taguchi mengenalkan pemakaian metode statistik rancangan ekuipment untuk menyempurnakan rancangan produk. Metode Taguchi memungkinkan para insinyur untuk menganalisis berbagai variabel dalam jumlah besar dan interaksi di antara berbagai variabel tersebut untuk mencapai mutu tertinggi dengan penggunaan waktu dan biaya yang paling kecil. Strategi yang digunakan adalah dengan membuat produk yang bermutu dan melawan gangguan-gangguan dengan cara menghilangkan dampak yang disebabkan oleh gangguan dan menghilangkan penyebab-penyebab gangguan tersebut. Adapun gangguan yang dimaksud disini dapat berupa produk yang buruk, produksi yang tidak sempurna, dan faktor-faktor lingkungan. Akibatnya, produk dapat diproduksi dengan lebih seragam dan memberikan jasa yang lebih konsisten pada berbagai macam kondisi.

 Taguchi secara tidak langsung juga mendefinisikan istilah mutu melalui fungsi kerugian sehingga mutu dapat diukur dalam ukuran moneter dan terkait dengan teknologi produk. Kerugian masyarakat ditunjukkan oleh jeleknya kinerja produk yang dicerminkan oleh mutu produk dan keterlambatan penyerahan produk pada masyarakat. Fungsi kerugian merupakan gabungan dari semua biaya internal, biaya jaminan dan lapangan, biaya untuk pelanggan, dan biaya untuk masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalamannya suatu perusahaan diharapkan mampu mengkuantitatifkan fungsi kerugian tersebut. Banyak pihak yang menentang metode statistik Taguchi, namun banyak yang sependapat bahwa fungsi kerugian yang dikenalkan oleh Taguchi memberikan sumbangan yang bermanfaat kepada manajemen. Kekuatan nyata fungsi kerugian adalah dampaknya pada perubahan pola berfikir mengenai mutu dan metode yang digunakan untuk penyempurnaan mutu yang biasanya tidak ditemui dalam pedoman payback tradisional.

Tujuan mutu yang tinggi dan biaya yang rendah tidak perlu dipertentangkan. Namun, dalam pasar yang persaingannya tajam, mutu itu sendiri tidak cukup bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Agar mampu bersaing, perusahaan harus mampu menyempurnakan mutu secara Barbara Gunawan - Metode Taguchi Sebagai Salah Satu Alternatif berkesinambungan dan melakukan pengurangan biaya. Metode Taguchi tidak boleh dipandang sebagai tujuan, namun harus diperlakukan sebagai alat yang bermanfaat sebagai bagian dari pendekatan manajemen mutu secara menyeluruh. Mutu dapat berarti biaya produksi yang lebih rendah dan meningkatkan daya saing perusahaan.

Metode Taguchi, Filosofi Taguchi harus didukung oleh metodologi Taguchi. Metode Taguchi ditujukan untuk mengukur dampak mutu terhadap biaya dengan memusatkan tiga tahap produksi yang dimulai dari saat rancangan perekayasaan sampai tahap daur hidup produk, ketiga tahap tersebut mencakup (a) merancang sistem, (b) merancang parameter, dan (c) merancang toleransi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun