Mohon tunggu...
syifa mufida
syifa mufida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIKOM

saya mahasiswi jurusan ilmu komunikasi yang sedang mencoba membuat tulisan yang menarik untuk dibaca oleh orang -orang~

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kisah Haru, Perjuangan Seorang Ayah : Tuhan lebih sayang anak saya

9 Januari 2024   18:13 Diperbarui: 10 Januari 2024   10:09 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akun Instagram pak agus

Kisah haru keluarga pak agus yang mengiris hati setiap orang tua, pasalnya anak semata wayang mereka yang telah pak agus dan istrinya tunggu - tunggu ternyata harus kembali kepada pencipta 

Kisah hidup pak agus ini cukup menarik untuk diceritakan, selama hidupnya pak agus sudah menjadi sosok ayah bagi keempat adiknya bagaimana tidak disebut begitu sejak SMA pak agus sudah membantu orang tuanya untuk menafkahi sekolah adik adiknya.

Dengan tanggung jawab tersebur pak agus harus menomor 2 kan kehidupanya demi adik adiknya. Selama membantu perekonomian keluarganya itu hingga keempat adiknya bisa lulus kuliah

Akhirnya pak agus di 2001 di usia dia yang berkepala tiga yaitu 34 tahun dapat menikah dengan istrinya, namun perjuangan pak agus tidak berhenti disana karena selama 5 tahun lamanya dia dan istirnya menunggu hadirnya buah hati di keluarga kecil mereka.

Segala usaha dan doa telah dilakukan sepasang suami istri tersebut agar dapat menghadirkan malaikat kecil dikeluarga mereka, dan akhirnya setelah 8 tahun menunggu pak agus dan istri di berkati 2 orang anak kembar yang ada di dalam kandungan. Pastinya ini merupakan berita baik untuk keduanya namun semakin tua kehamilan istri pak agus ternyata anak mereka mengalami masalah

Anak pak agus yang harusnya kembar salah satunya tidak berkembang dengan baik yang mengharuskan adanya oprasi sesar untuk menyelamatkan anaknya dan istri pak agus. Hasil dari oprasi tersebut untuknya menyelamatkan istrinya namun hanya 1 anaknya saja yang bisa selamat, kesedihan tentunya melanda kedua orang tersebut dimana mereka telah menunggu kedua malaikat mereka namun sayang anaknya yang lain tidak bisa lahir 

Dengan kondisi kelahiran yang tidak normal tersebut anak pak agus yang selamat juga terkena beberapa kelainan dan ganguan organ yang mengharuskan anak tersebut diberikan perawatan yang khusus melalui rumah sakit di awal kelahiranya. Pak agus dan juga istrinya hanya bisa bersyukur bahwasanya doa yang sering mereka lakukan untuk mempunyai anak terkabul.

Pak agus dan istrinya menamai anak laki - laki mereka Jaris yang memiliki arti yang berarti bagi mereka yaitu, Karunia Allah yang diberikan untuk seorang anak laki-laki, nama ini merupakan do'a dan rasa syukur yang mereka lantunkan untuk anak mereka setelah penantian 8 tahun lamanya

Keluarga pak agus dititipkan anak oleh tuhan dengan keunikan yaitu kelebihan kromosom atau down syndrome, hal ini merupakan tantangan bagi pak agus selain usianya yang sudah menginjak 42 tahun dan mendekati masa pensiunya saat memiliki anak, dia harus memberikan perhatihan yang lebih lagi untuk anaknya agar bisa tubuh dengan sehat dan bahagia

Jaris sebagai anak yang memiliki kelebihan ini tentu memiliki kesulitan beradaptasi selama dia bersekolah, istri pak agus pun tentu memiliki kesulitan selama mengajarkan hal - hal tertentu kepada anaknya. Namun kesulitan itu tidak membuat pak agus dan istri merasa terganggu karena jaris merupakan anak yang sangat murah senyum kepada orang - orang yang baru dia temui.

Pak agus sangat menjaga anaknya sepenuh hati selama 13 tahun lamanya, jaris mulai berkembang dan bermain dengan riang bersama ayahnya, keaktifanya dalam bermain sangat besar bahkan terkadang membuat orang heran dengan tenaga jaris yang tidak ada habis habisnya

Namun dengan segala kasih sayang dan perjuangan yang sudah diberikan pak agus dan istrinya tidak bisa menghalangi sang pencipta untuk mengambil umat yang dia sayang untuk kembali kesisinya.  

Beberapa hari setelah anak pak agus jaris berulang tahun ke 14, Jaris menderita demam tinggi hal ini membuat pak agus dan istri khawatir dan menjaga 2 hari penuh karena demam yang tidak berhenti.

Di pagi hari anak pak agus ternyata telah menghebuskan nafas terakhirnya. Kesedihan yang amat mendalam menimpa pak agus dan istri, pemikiran bahwa anak semata wayang mereka masih hidup menghantam pak agus panggilan yang terus diucapkan pak agus untuk menunggu respon sekecil apapun dari anaknya tersebut nihil adanya.

Selama pemakaman berlangsung ucapan belasungkawa dikirimkan kepada keluarga pak agus, hingga saat ibu dari pak agus datang kerumah duka pak agus pun menghampiri dan bersujud, air mata tidak bisa terbendung lagi saat dihadapan orang tuanya pak agus pun mengungkapkan beberapa kata yang sangat menyedihkan untuk didengar " mak... jaris sudah tidak ada mak.. jaris sudah pergi" 

Sebagai nenek dari cucuknya yang sudah pergi hanya bisa menghibur anaknya agar sabar dan ikhlas, bahwasanya anak tersebut telah pergi ketempat yang paling sempurna semoga dengan kepergianya dapat membawa orang tuanya kesisi yang sempurna di akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun