Mohon tunggu...
syhaqila maharani
syhaqila maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Matkul Kajian Gender dan Perempuan Jepang Studi Kejepangan FIB UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Bushido dalam Kehidupan Masyarakat Jepang

21 Oktober 2022   13:59 Diperbarui: 21 Oktober 2022   14:04 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Prinsip – prinsip ajaran etika dan moral bushido sampai sekarang masih sangat melekat dengan nilai – nilai kehidupan yang dipegang oleh masyarakat Jepang. Bushido, yang berkembang dan membimbing masyarakat begitu lama, pada akhirnya harus menyerah pada modernisasi. Ketika ksatria meninggalkan feodalisme Eropa, gereja melindungi prajurit dan ksatria sehingga memperpanjang umurnya. Jepang, bagaimanapun, kekurangan agama besar untuk memainkan peran yang sama; Shinto yang telah menopang Bushido hanya menua dan Konfusianisme digantikan oleh filosofi Barat. Ditambah lagi, perang modern menggunakan metode dan senjata yang sama sekali berbeda dari Bushido. Dengan demikian, kehidupan Bushido berakhir dengan cepat setelah berakhirnya feodalisme pada akhir tahun 1800-an.

Walaupun begitu Jepang tetap memegang nilai – nilai etika dan moral bushido, walaupun tidak secara langsung Jepang berhasil mempertahankan karakteristik bangsanya diantara berbagai pengaruh barat dengan memegang nilai etika dan moral bushido. Penerapan nilai – nilai etika dan moral bushido juga masih terus bertahan sampai saat ini. Falsafah bushido dari perspektif masyarakat Jepang saat ini antara lain, Kesungguhan, pemahaman tentang kebenaran dan berusaha untuk menghindari hal hal yang merugikan banyak pihak. Keberanian, berani menghadapi berbagai macam keadaan, kesulitan, dan tahan terhadap tekanan. Kebaikan, berbagi kebaikan terhadap sesama. Kesopanan, berbicara dan berperilaku santun terhadap orang tua maupun sesama. Kejujuran, kejujuran merupakan poin penting dalam kehidupan masyarakat jepang, kejujuran merupakan dasar moral dan etika seseorang. Kehormatan, saling menghormati satu sama lain, baik dalam menghormati waktu atau pun bersikap sebaik mungkin antar sesama. Kesetiaan, bentuk kesetiaan saat ini dapat dilihat dari bagaimana masyarakat Jepang bekerja, loyalitas pada atasan sebuah kelompok masih jelas terlihat pada loyalitas para pekerja pada pekerjaan mereka, para siswa kepada guru, atau individu yang bekerja atau bertindak dengan bermuara bagi kepentingan negara. Bagaimanapun juga, dasar etika bushindo masih terus berperan dalam kebudayaan dan masyarakat Jepang. Penekanan bushindo pada semangat atau etika bushindo yang tersisa pada masa kini tentu saja berbeda dengan para samurai yang memilih mati dengan cara terhormat demi membela tuannya atau demi kehormatan. Perwujudan lebih pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti bekerja keras, menghormati atasan atau yang lebih senior, loyalitas, dan sebagainya. Sistem nenko joretsu (senioritas) yang ada dalam perusahaan Jepang juga merupakan salah satu bentuk dari etika tersebut.

Bushido adalah akar dan bunga masyarakat Jepang. Mereka menetapkan standar moral dan membimbing orang melalui keteladanan samurai. Oleh karena itu, tema-tema seni pertunjukan seringkali diambil dari kisah-kisah para pejuang.

Bushido pada awalnya dimulai sebagai prinsip para samurai namun, melalui massa dari waktu ke waktu bushido akhirnya berubah menjadi konsep "jiwa Jepang" mewakili seluruh etnis. Bushido sering disamakan dengan bunga sakura, bunga asli Jepang. Bunga sakura memiliki keanggunan dan keindahan, namun mereka sederhana. Demikian pula, Bushido yang merupakan kesederhanaan, indah dan anggun namun tidak glamor tetapi menyebarkan suasana yang menyegarkan bagi orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, walaupun konsep bushido atau sistem feodal tidak lagi bertahan di zaman modern ini, akan tetapi, semangat bushido tampaknya masih tetap ada dalam pikiran dan hati orang Jepang. Seperti yang dikatakan, Bushido sebagai kode etik yang independen mungkin lenyap, tetapi kekuatannya tidak akan musnah dari bumi. Seperti bunga simbolisnya, setelah ditiup ke empat penjuru angin, Bushido akan tetap memberkati umat manusia dengan wangi yang akan memperkaya kehidupan. (Nitobe : 192)

Daftar Pustaka

Nakamoto M. 2022. Bushido: The book that changed Japan's image

Nitobe Inazo (1974), Bushido, The Soul of Japan.

OJBS: Online Journal of Bahá‟í Studies

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun