Mohon tunggu...
Syena Ardhana
Syena Ardhana Mohon Tunggu... -

bersama lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Surat Terbuka Untuk Walikota Semarang Hendrar Prihadi

13 Maret 2015   10:34 Diperbarui: 4 April 2017   18:19 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin saya hanya bisa menunggu jawaban bapak lewat waktu. Wayang atau dalang kah bapak ini akan terjawab dari kelanjutan Trans Studio ini. Mudah saja kok pak. Jika Trans Studio dibangun hanya menggunakan lahan Wonderia, atau tidak di Wonderia tapi di tempat lain, atau bahkan tidak jadi dibangun sama sekali maka bapak adalah dalang.

Karena dalang lakon itu bisa memutuskan skenario sesuai keinginannya sendiri. Apa keinginan bapak? Ya sesuai dengan apa yang sudah bapak lontarkan di forum Minggu malam. Bahwa bapak berikhtiar mendatangkan investor untuk kemajuan kota ini. Bahwa Trans Studio diundang ke sini untuk menarik wisatawan berdatangan dan mengerakkan ekonomi rakyat. Bahwa jika jadi dibangun, di Komplek TBRS, Trans Studio hanya menempati lahan bekas Wonderia. Bahwa TBRS akan tetap dipertahankan sesuai keinginan seniman. Bahwa bapak akan tetap berkomitmen membela seniman, berkomitmen pada pembangunan seni budaya, dan memajukan kota dengan perspektif kebudayaan.

Tapi jika nantinya Trans Studio tidak hanya di Wonderia tapi menjebol tembok penyekat dan menggerus tanah, pohon, dan air di TBRS, jelaslah bahwa Bapak Walikota bukan dalang. Karena dalang tidak bisa diatur oleh lakon yang ia ciptakan. Jelaslah, bahwa Bapak Walikota hanya wayang. Karena tak ada wayang yang mampu menentukan nasib dan takdirnya sendiri. Semua wayang tentu manut titah sang dalang.

Jika itu terjadi, maka tak ada harapan untuk kota ini. Kalau walikota saja adalah wayang, lalu apalah rakyat seperti saya ini? Mungkin di kota ini kami adalah batang pisang yang bisa dengan sesuka hati dilukai tancapan-tancapan cempurit wayang oleh sang dalang.

Demikian surat saya yang agak panjang ini, bapak. Sengaja saya tulis semua karena jarang-jarang saya nulis surat buat pak Walikota. Nggak usah repot-repot mengirim surat balasan pak, karena saya juga tidak mengharapkan.

Wassalamualaikum Wr Wb

Salam hormat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun