Kepercayaan Buhun terdiri dari beberapa aliran, berbeda dengan Sunda Wiwitan sebagai aliran kepercayaan terbesar di Indonesia yang tersebar di beberapa wilayah selatan Banten dan Jawa Barat mulai dari Kanekes di Banten yang penduduknya dikenal sebagai Suku Baduy, kemudian Ciptagelar di Kabupaten Sukabumi, Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya, Kampung Sindang Barang di Kabupaten Bogor dan Cigugur di Kabupaten Kuningan. Sedangkan untuk aliran kepercayaan Buhun pada saat ini hanya dianut oleh beberapa orang saja yang tersebar di beberapa wilayah kecil di wilayah Utara Jawa Barat.
Â
Agama Marapu
Agama asli suku sumba, Indonesia adalah agama asli yang masih hidup dan dianut oleh orang Sumba di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Agama ini merupakan sistem keyakinan yang berdasarkan kepada pemujaan arwah-arwah leluhur. Dalam bahasa Sumba, arwah-arwah leluhur disebut Marapu yang artinya adalah "yang dipertuan" atau "yang dimuliakan". Itulah sebabnya agama yang mereka anut juga disebut Marapu.
Kepercayaan terhadap roh Makam raja Melolo di desa Tambaka pada masa Hindia BelandaDalam kepercayaan agama Marapu, roh ditempatkan sebagai komponen yang paling utama karena roh inilah yang harus kembali kepada Mawulu Tau-Majii Tau. Roh dari orang yang sudah mati akan menjadi penghuni Parai Marapu (negeri arwah, surga) dan dimuliakan sebagai Marapu bila semasa hidupnya di dunia memenuhi segala nuku-hara (hukum dan tata cara) yang telah ditetapkan oleh para leluhur.
Orang Sumba percaya bahwa roh nenek moyang ikut menghadiri upacara penguburan dan karenanya hewan dipersembahkan kepada mereka. Roh hewan untuk roh nenek moyang dan daging atau jasad hewan dimakan oleh orang yang hidup. Sama halnya dengan upacara yang lain [Kebamoto, 2015] Dan marapu sangat di pertahan kan oleh sebagian besar orang sumba.
Agama Kejawen
Sebuah Seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi suku bangsa Jawa. . Kejawen (Jawa: Kajawn; Carakan: ; Pegon: ) adalah pandanganan hidup yang dianut di sebagian Pulau Jawa oleh suku Jawa. Kejawen merupakan kumpulan pandangan hidup dan filsafat sepanjang peradaban orang Jawa yang menjadi pengetahuan kolektif bersama, hal tersebut dapat dilihat dari ajarannya yang universal dan selalu melekat berdampingan dengan agama yang dianut pada zamannya. Kitab-kitab dan naskah kuno Kejawen tidak menegaskan ajarannya sebagai sebuah agama meskipun memiliki laku Sejak dahulu kala, orang Jawa mengakui keesaan Tuhan sehingga menjadi inti ajaran Kejawen, yaitu mengarahkan insan: Sangkan Paraning Dumadhi (lit. "Dari mana datang dan kembalinya hamba tuhan") dan membentuk insan se-iya se-kata dengan tuhannya: Manunggaling Kawula lan Gusthi (lit. "Bersatunya Hamba dan Tuhan"). Dari kemanunggalan itu, ajaran Kejawen memiliki misi sebagai berikut:
Mamayu Hayuning Pribadhi (sebagai rahmat bagi diri pribadi)
Mamayu Hayuning Kulawarga (sebagai rahmat bagi keluarga)
Mamayu Hayuning Sasama (sebagai rahmat bagi sesama manusia)