Mohon tunggu...
Syehri Ally Reza
Syehri Ally Reza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Desain Produk Universitas Pembangunan Jaya

Mahasiswa S1 Universitas Pembangunan Jaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perfeksionis: Saya Maunya Sempurna!

21 Desember 2022   18:30 Diperbarui: 22 Desember 2022   11:32 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyebab Perfeksionisme

Penyebab paling umum perfeksionisme adalah dibesarkan oleh figur pengasuh yang lebih mementingkan hasil daripada proses, Ia baru merasa berharga ketika meraih suatu prestasi dan mendapat pengakuan dari orang lain. Orang yang perfeksionis biasanya tumbuh dengan pola asuh penuh kritik dan dibebankan oleh ekspektasi yang begitu tinggi dari kedua orangtuanya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chang dan rekan-rekannya (Chang, dkk. 2011) ia melakukan penelitian pada 121 mahasiswa dan menemukan bahwa harapan orang tua dan keraguan atas tindakan yang dilakukan, secara signifikan memprediksi tingkat depresi secara positif.

Cara mengatasi perfeksionisme berlebihan

Apa yang harus kita lakukan jika ternyata kita adalah orang yang ingin semua sempurna dan harus sesuai dengan harapan kita?

Pertama, kita perlu menyadari emosi dibalik perfeksionisme yang kita alami. Mungkin kita tidak benar-benar perfeksionis, hanya saja kita takut dan cemas akan kegagalan serta penilaian orang lain terhadap diri kita. Hal yang perlu kita lakukan hanyalah menyadari perasaan yang sedang kita alami, hal itu membuat kita dapat mengenal dan menyembuhkannya. Jika tidak demikian kita akan sibuk menyalahkan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita atas kegagalan yang kita alami. 

Kedua, bersahabatlah dengan ketidaksempurnaan. Dengan demikian kita memiliki ruang untuk berpikir, bekerja, dan berusaha sebaik mungkin. Terkadang kita harus bisa menerima ketidaksempurnaan serta menerima ketika ekspektasi tidak sesuai realitas karena sejatinya di dunia ini tidak ada yang sempurna, hanya saja bagaimana kita terus selalu menjadi sempurna walau tidak akan pernah sempurna. Sadari bahwa usaha yang kita lakukan akan tetap bermanfaat walaupun usaha itu tidak menghasilkan kesempurnaan. Ingat sekali lagi, bahwa tidak ada manusia yang sempurna, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Kuncinya bertanggung jawablah atas kesalahan tersebut dan jadikan pelajaran untuk menjadi lebih baik.

Ketiga, Belajarlah untuk lebih fleksibel dan percaya terhadap orang lain. Jangan berharap semua orang akan melakukan apa yang kita lakukan karena tidak semua orang sepemikiran dengan kita dan dapat mengikuti standar yang kita buat. Hal ini dapat membantu kita membangun kerja sama tim yang lebih baik dan berhenti menjadi kritikus terbesar bagi diri kita dan orang lain.

Jika Anda memiliki anak atau adik pada usia dini, hindari memberi cinta bersyarat pada mereka. Ketika anak atau adik Anda berusaha meraih sesuatu, pujilah proses, usaha, dan kerja kerasnya. Berikan pesan bahwa ia tak perlu menjadi sempurna untuk dicintai dan dihargai. Dengan begitu Ia akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih menghargai proses daripada hasil dan tak mengejar kesempurnaan hanya untuk sebuah pujian.

Menjadi perfeksionis memang tak sepenuhnya salah. Akan tetapi memiliki target yang tidak realistis, risih akan kesalahan, dan menganggap kegagalan adalah bencana. Karena dapat membuat kita merasa cemas dan dapat mengganggu kesehatan mental (Mental Health) kita. Nyatanya tak ada kehidupan yang benar-benar sempurna, tak ada pekerjaan yang sempurna, tak ada pasangan yang sempurna, dan begitupun diri kita yang tak lepas dari ketidaksempurnaan. Akan tetapi dari ketidaksempurnaan itulah kita bertumbuh.

Kata-kata "Saya harus sempurna!" mungkin lebih cocok diganti menjadi "Tak apa untuk menjadi tak sempurna". Karena untuk apa kita sibuk mengejar kesempurnaan yang sebenarnya tidak ada? Padahal kita tahu bahwa ketika mengejar hal yang tidak ada maka kita tidak akan pernah sampai. Terakhir, jika perfeksionisme sudah sangat mengganggu Anda dan Anda merasa tidak bisa mengatasinya sendiri, tak ada salahnya untuk meminta pertolongan orang profesional dibidangnya.

"Kita semua pasti menginginkan yang terbaik, tetapi hati-hati jangan sampai kamu tidak menjadi bahagia karena dikejar oleh target yang kamu buat sendiri. It's okay to be not perfect." -- Merry Riana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun