Dalam fananya ruang dan waktu aku berjalan
Memunguti setiap detik,menit, jam, hari,minggu, bulan, dan tahun
Dan merangkainya menjadi sejarah perjalanan kehidupan
Yang akhirnya membuatku terparkir pada terminal kehidupan
Tak dapat beranjak walau sekedar untuk maju ataupun mundur berjalan
Hanya berputar-putar tanpa arah berotasi dalam rutinitas kehampaan
Melupakan atau bahkan tidak lagi ingat akan tujuan akhir kehidupan
Sebagaimana janji nya kepada Tuhan atas tiap insan pada kelahiran
Silau akan fatamorgana indahnya dunia yang melalaikan
Terjebak oleh ruang waktu dan hiruk pikuk permainan
Menyisakan rasa ekstase fana tentang suatu keabadian pada dunia ini
Tersesat dalam titik perjalan kehidupan yang aku lalui
Tak lagi ingat akan kematian yang kita miliki sebagai jalan kembali
Menggenggam dan menguncinya dalam kotak asa keabadian diri
Penuh kesombongan dan pongah diri pada dunia ini
Memaksa hati dan nurani menjadikannya mati Â
Sebagai episode lanjutan jalan kehidupan yang fana ini
Karena pada akhir dan ujung setiap cerita kehidupan ini
 Sejatinya adalah melalui cara kematian yang suci
Agar kembali dalam keabadian dekapan sang Ilahi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H