Mohon tunggu...
Syech Reihan
Syech Reihan Mohon Tunggu... -

seorang sarjana yang mencoba peruntungan dengan menggadaikan ilmunya dengan harapan masuk surga, karena ia lelah melihat perilaku pemimpin negara yg gak bisa dipercaya, selalu bertikai diantara mereka. bukan mencari kebenaran tapi hanya sekedar membuat sensasi untuk meraih simpati dari penduduk negeri ini.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjelang Asyura

1 Desember 2010   06:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:08 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Damaskus, Muawiyah menjadi bunga ranjang. Sebagian tubuhnya mulai membusuk. Tak lama berselang, anak Abu Sufyan itu mati akibat serentetetan penyakit dalam tubuhnya. Setelah kematian bapaknya, Yazid kembali ke Damaskus. Ia nyatakan dirinya dirinya sebagai Kaisar.

Yazid melaksanakan pesan bapaknya. Ia berusaha memperkokoh kekuasaannya dengan mengganti sejumlah gubernur. Yazid menyuruh gubernur Madinah, Walid bin Uqbah, untuk mengambil kata baiat dari Al-Husain bin Ali.

Pada bulan Sya’ban tahun 60 Hijriyah, Al-Husain bersama keluarganya pergi dengan leluasa meninggalkan Madinah, setelah berpamitan kepada kakeknya, Rasullah saw. Al-Husain bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat yang menyatakan keberatan atas tindakannya Namun Al-Husain  bersikukuh pada rencananya, yaitu menunaikan ibadah haji dan menghindari fitnah di Madinah.

Warga Mekkah menyambut kedatangan Al-Husain dan keluarganya dengan sukacita. Mereka sangat gembira karena dapat melaksanakan shalat jamaah di belakang beliau.

[1] Bihar Al-Anwar

[2] Bihar Al-Anwar.

[3] Tarikh Ibn Asakir, Maqatil Ath-Thalibiyyin, Usdul-Ghabah dan majma’ Az-Zawa’id,

[4] Al-Isti’ab dan Al-Kafi.

[5] Uyun Akhbar Ar-Ridha dan I’lam Al-Wara

[6] Bihar Al-Anwar. Yang dimaksud oleh beliau adalah Al-Hasan dan Al-Husain.

[7] Mutsir Al-Ahzan.

[8] Bihar Al-Anwar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun