Mohon tunggu...
Syavira SorayaKamal
Syavira SorayaKamal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Sebagai seorang yang giat menulis, saya mampu menuangkan ide-ide kreatif dan refleksi mendalam ke dalam karya tulisannya. Tulisan-tulisannya mencerminkan pemikiran kritis yang kuat, memberikan dampak positif bagi pembaca, serta membuka perspektif baru. Kemampuan saya dalam berbicara dengan artikulasi yang baik membuat saya piawai dalam menyampaikan gagasan, berdiskusi, dan menjalin komunikasi yang efektif dengan berbagai kalangan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketika Rumah Tinggal Angan : Peran Badan Bank Tanah dalam Melawan Spekulasi Lahan

25 Januari 2025   10:22 Diperbarui: 25 Januari 2025   11:52 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja (Dok. Humas Badan Bank Tanah)

Harapan dan Ekspektasi dari Masyarakat

Kehadiran Badan Bank Tanah telah membangkitkan harapan besar dari berbagai lapisan masyarakat, terutama mereka yang selama ini terpinggirkan oleh mahalnya harga tanah. Berikut beberapa harapan dan masukan yang sering disampaikan:

  1. Transparansi dalam Pengelolaan Lahan Masyarakat berharap Badan bank tanah terus meningkatkan transparansi dalam mengelola dan mendistribusikan lahan. Mereka ingin memastikan bahwa lahan yang dikelola benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan publik.
  2. Kemitraan dengan Komunitas Lokal Banyak yang mengusulkan agar Badan bank tanah lebih melibatkan komunitas lokal dalam proses pengelolaan lahan, sehingga kebutuhan masyarakat setempat dapat diakomodasi dengan lebih baik.
  3. Percepatan Redistribusi Tanah Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya tunawisma, mengharapkan agar redistribusi tanah dapat dipercepat sehingga mereka segera memiliki akses ke hunian layak.

 

Pandangan Masyarakat terhadap Badan Bank Tanah

Banyak pihak mulai melihat Badan bank tanah sebagai solusi nyata untuk mengatasi masalah ketimpangan kepemilikan tanah. Fitri Nur Latifah, seorang Dosen Program Studi Perbankan Syariah di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), menyampaikan bahwa Bank Tanah berperan dalam memberikan kepastian hukum terkait pengelolaan lahan sekaligus mendukung pembangunan yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kehadiran Bank Tanah diharapkan dapat mengatasi praktik spekulasi lahan yang sering terjadi serta memastikan akses terhadap lahan menjadi lebih merata.

Masyarakat pun berharap Peran Bank Tanah dalam mencegah spekulasi lahan layaknya seorang petani yang dengan penuh kasih merawat kebun agar tumbuh subur untuk semua, bukan hanya segelintir yang ingin memetik buahnya lebih dulu. Dengan pendekatan yang tepat, Badan Bank Tanah dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa lahan bukan sekadar komoditas untuk diperdagangkan, melainkan aset bersama yang harus dimanfaatkan secara bijaksana, bukan sekadar menjadi permainan angka di atas kertas bagi para spekulan.

Mengembalikan Harapan Rakyat Kecil

Lebih dari sekadar memberikan tanah, Badan bank tanah menciptakan ekosistem yang mendukung kehidupan lebih baik. Tanah yang didistribusikan tidak hanya menjadi milik, tetapi juga menjadi sumber kehidupan. Harapan ini bagaikan bunga yang tumbuh di tengah kerasnya beton kota; bukti bahwa dengan pengelolaan yang adil, keadilan sosial bisa bersemi di mana saja.

Namun, keberhasilan ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah, masyarakat, dan pengembang harus bersinergi untuk memastikan tanah-tanah yang dikelola digunakan sesuai peruntukannya. Transparansi juga harus terus dijaga agar kepercayaan publik terhadap Badan bank tanah tetap kuat. Kini saatnya semua pihak bergandengan tangan untuk memastikan setiap keluarga, terutama mereka yang paling membutuhkan, memiliki tempat tinggal yang layak di tanah airnya sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun