Mohon tunggu...
Muhammad Syauqil Izza
Muhammad Syauqil Izza Mohon Tunggu... Editor - Fans Juventus Football Club
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tukikkan pandangan sedekat mungkin, layangkan harapan sejauh mungkin.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rakyat Libya Menyesal Gulingkan Khadafi

25 September 2019   23:40 Diperbarui: 26 September 2019   00:00 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembunuhan terhadap Presiden Libya Muammar Khadafi itu pun dimulai. Saat itu, Khadafi sedang melarikan diri dari Tripoli ke Sirte, akibat serangan jet tempur NATO di ibukota Libya yang makin menjadi sejak penerapan NO -- FLY -- ZONE.

Perjalanannya terhenti di tengah jalan ketika jet Prancis & drone AS menghancurkan konvoi mobilnya. Terluka, presiden Khadafi terseok -- seok dengan bersembunyi di saluran got, sebelum di tangkap oleh 'pemberontak' buatan AS & Prancis. "Jangan tembak, jangan tembak" kata Khadafi kepada sejumlah tentara NTC yang menyeretnya dari got, lalu Khadafi pun diarak di tengah jalan.

Dengan kepala bersimbah darah dengan busana compang -- camping seluruhnya, Khadafi menjadi bulan -- bulanan sejumlah tentara yang belum puas dengan kemenangannya. Ada yang menodongkan pistol, ada yang menjambak rambutnya, beberapa kali Khadafi terjatuh sambal mengusap wajahnya yang penuh dengan darah. 

Ketika Khadafi di tangkap & dikelilingi pemberontak, ia bagaikan domba yang siap dimangsa sekawanan anjing hutan, dihajar habis -- habisan, dan akhirnya dibunuh oleh orang -- orang yang notabene adalah rakyatnya sendiri.

Orang -- orang yang telah diantarnya sebagai pemilik GDP tertinggi per kapita di dunia dengan memiliki angka harapan hidup terpanjang & angka kemiskinan yang bahkan lebih rendah dibanding Kerajaan Belanda.

Ia disodomi dengan gagang pisau oleh rakyatnya sendiri yang telah diprovokasi oleh pemberontak propaganda AS dan sekutunya. Rakyat Libya rela menyiksa bahkan sampai membunuh orang yang telah mengantarkannya untuk menikmati pendidikan gratis, layanan kesehatan gratis, harga BBM lebih murah dari harga air, listrik gratis, pinjaman tanpa bunga, rakyat Libya tak perlu membayar sedinar pun untuk apertemen dan tidak ada yang namanya biaya sewa, kamu ingin mobil ? Pemerintah akan memberikan 50% dari harganya, yang para anak muda di kuliahkan ke luar negeri lengkap dengan gaji bulanan dan mobil, dan memberi tunjangan meski menganggur setelah lulus.

Pada tahun 1986, Khadafi sempat lolos dari maut ketika jet tempur AS menjatuhkan bom seberat 1 ton dibarak Khadafi di Bab al -- azizya. Bom itu tepat jatuh di tempat tidurnya, dan membunuh putrinya yang berusia 2 tahun, yang sering tidur bersamanya.

Tuhan pun berkehendak lain, malam itu ia sedang tak berada di tempat tersebut. Baik atau buruknya, Khadafi hanyalah seorang Bedouin yang lahir dalam tenda. Ia begitu membenci kemiskinan dan korupnya dunia Arab, yang didominasi dan di ekploitasi oleh AS Prancis dan Inggris.

Kini rakyat Libya menyesal telah menggulingkan Khadafi, Libya telah hancur, Libya telah dalam genggaman barat AS NATO. Rakyat menjadi budak di negerinya sendiri, dan yang menikmati kekayaan alam Libya adalah para elit -- elit yang rakus kekuasaan. Pilihan revolusi jauh dari harapan. "Ketika kami para demonstran menjatuhkan Khadafi, kami bermimpi akan menikmati kekayaan negara ini, sekarang kami menyesal".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun