Pak, sudah bahagiakah di alam sana? Kudoakan, ya.
Pak, sudah tidak sakitkah di alam sana? Semoga sembuh, ya.
Tapi Pak, ingatkah denganku di alam sana?
Aku belum minta maaf, Pak.
Walaupun terlambat berbulan-bulan, bertahun-tahun,Â
ini maafku ya Pak.
Maafku untuk rengekan-rengekanku yang merepotkanmu,
perhatianku yang sangat kurang padamu,
ingatanku tentangmu yang sering hilang-muncul,
kesempatanku untuk bersamamu yang kusia-siakan,
kenangan kita yang seharusnya berakhir bahagia,
cemilan kesukaanmu yang sering kuminta,
tangisanku karenamu,
semua salahku, semua tentangku.
Terima kasih, Pak.
Sudah pernah jadi satu-satunya Kakek terbaikku.
Kakek yang mengayomi,Â
menghiburku saat sedih,
menenangkanku saat marah,
dan tidak pernah marah senakal apa pun aku.
Tidak pernah membentakku, apalagi memukulku.
Aku belum mahir membuat puisi, Pak.
Kubuatkan satu tentangmu, untukmu.
Anggap saja ini pengganti sungkemku di hari raya besok.
Minal Aidin wal Faizin, Pak.
Permintaan maaf pertamaku hari raya tahun ini untukmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H