Gunung penanggungan adalah gunung yang berada di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Posisinya berada di perbatasan dua kabupaten, yaitu Kabupaten Mojokerto (sisi barat) dan Kabupaten Pasuruan (sisi timur). Gunung penanggungan sendiri memiliki ketinggian 1.653 mdpl, gunung penanggungan sering disebut miniatur Semeru karena bentuk kedua gunung ini banyak yang mengatakan mirip karena bentuk mereka yang sama sama kerucut dan berpasir di puncaknya, serta track menuju puncaknya yang sama sama bisa menguras fisik.
Jalur pendakian gunung penanggungan sendiri terdiri dari 5 jalur, yaitu pendakian via jolotundo, pendakian via Tamiajeng, pendakian via kedungudi, pendakian via kunjoro wesi, pendakian via wonosuryo, pendakian via wonosuryo. Diantara 5 jalur pendakian tersebut Tamiajeng yang menjadi favorit bagi kaum pendaki.
Sejarah gunung penanggungan
Berdasarkan kisah masa lampau, gunung penanggungan sering digunakan untuk bertapa atau bersemedi, oleh karena itu gunung penanggungan kadang disebut gunung suci karena banyak orang terdahulu yang pergi ke gunung penanggungan untuk bersemedi. Kaki gunung penanggungan sendiri terdapat banyak peninggalan bersejarah seperti candi dan bangunan suci. Tetapi tidak semua jalur pendakian terdapat suatu candi, hanya di jalur jolotundo saja kita bisa menemui bangunan bersejarah itu.
Gunung penanggungan sendiri mempunyai dua puncak yaitu puncak bayangan dan juga Pawitra, Pawitra sendiri adalah nama kuno dari gunung penanggungan, pawitra dalam bahasa Jawa kuno adalah keramat, suci, kesucian. kesucian Penanggungan masih tetap dijaga hingga sekarang.
Pengalaman pribadi mendaki gunung penanggungan
Gunung penanggungan terkesan gunung yang rendah mdpl tapi tidak bisa diremehkan karena track jalurnya lumayan menantang, karena menurut pengalaman saya, untuk sampai di puncak bayangan saja 3 setengah jam, saya berangkat pukul 4 dan sampai di puncak bayangan sekitar jam setengah 7
 Sebelum mendaki tentunya kita harus menyiapkan fisik kita agar tetap terjaga, alat alat harus disiapkan terlebih dahulu, mulai dari nesting,kompor,matras, tenda,headlamp (untuk pendakian malam), dan juga logistik atau konsumsi kita saat mendaki, saran saya jangan terlalu dipaksa ketika kondisi fisik tidak siap jangan terus dipaksa, karena untuk mendaki perlu kesiapan fisik dan mental karena kita tidak bisa memprediksi cuaca di gunung, mungkin bisa hujan atau cerah. Jalur mendaki yang saya pilih adalah via Tamiajeng karena jalur ini yang paling terkenal, dan rute yang cukup enak.
Jalur pendakian penanggungan via Tamiajeng berbeda dengan jalur pendakian yang lain, dikarenakan biasanya basecamp dan pos 1 tidak menjadi satu, sedangkan pendakian via Tamiajeng  basecamp registrasi sudah dihitung sebagai pos 1.