Mohon tunggu...
Triska Wardana
Triska Wardana Mohon Tunggu... -

^_^

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tugas Analisis Cerita Ulang Bahasa Indonesia

1 Desember 2014   06:15 Diperbarui: 4 April 2017   17:40 2235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sungai Kawat

(Kalimantan Barat)

Sungai Kapuas, yang terletak di Kalimantan Barat, merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Alirannya bercabang menjadi banyak sekali anak sungai. Salah satunya adalah Sungai Kawat yang terletak di Kota Sintang, Kalimantan Barat.

Pada zaman dahulu Djubair I, pemimpin Kalimantan Barat, baru saja membuka lahan dan menamainya Kampung Sintang. Hampir semua warganya menggantungkan hidup pada sebuah suangai kecil di pinggiran kampung itu.  Suatu hari ada nelayan miskin yang hendak memancing ikan. Menjadi nelayan sungai memang untung-untungan. Sekali waktu ia bisa mambawa pulang ikan yang banyak, namun tak jarang ia pulang dengan tangan hampa.

Ia memancing dengan dua kail, sebagai persiapan jika kail yang satu putus karena tidak kuat melawan ikan sungai itu yang terkenal kuat sekali. Ia mendayung sampannya masuk ke sungai kecil itu. Diberinya umpan di mata pancingnya, setelah itu diulurnya pancing itu ke dalam air.

Matahari telah terik, namun belum satu pun tampak tanda-tanda pancingnya disambar ikan. Telah beberapa cara ia lakukan, mulai dari mengganti umpan pancing hingga berpindah tempat. Namun, tetap saja hasilnya nihil.

Bukannya putus asa, si nelayan justru kembali mendayung sampannya, mungkin untuk berpindah untuk kesekian kalianya. Nelayan itu bertekad bahwa jika ia pulang ke rumah, ia harus membawa ikan untuk anak dan istrinya.

Ketika petang mulai menyongsong, ia mendayung sampan lebih ke hulu dengan harapan akan lebih banyak di sana. Lalu, di sebuah kelokan sungai yang terdapat batu-batu besar ia menepikan sampannya. Mata pancing yang lama, digantinya dengan yang baru. Setelah begitu lama menunggu, tidak ada tanda-tanda pancingannya akan ditarik ikan.

Matahari kini benar-benar telah di peraduannya dan nelayan yang putus asa memutuskan untuk menggulung saja pancingnya itu. Tiba-tiba, pancingnya ditarik dengan sesuatu yang amat keras. Seketika ia menjadi bersemangat menyentak pancingnya kembali.

Ikan itu berontak kuat sekali hingga bermeter-meter senar ditariknya. Sekali waktu tarikannya melemah, sang nelayan langsung menariknya senarnya. Hal tersebut diulangnya berkali-kali dengan penuh hati-hati agar tali pancingnya tidak putus.

Akhirnya, seluruh tali pancingnya terangkat. Namun bukan seekor ikan yang didapatinya, melainkan ujung sebuat kawat. Ia sangat kecewa. Dipegangnya ujung kawat yang bewarna kekuningan itu di bawah sinar rembulan. Seketika ia tersadar bahwa itu adalah kawat emas dan ia pun menariknya dengan sangat kegirangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun