suatu nanti, aku akan kirimkan padamu, sayang
sebuah tembang tentang pantai yang hilang
ditimbun limbah tambak udang
pantai yang tenang
tempat anak-anak kita bermain menghabiskan siang
atau menjaring ikan dan memanjakan kesenangan
tempat para nelayan menyapa tuhan
memancing harapan yang tergenang di lautan
pelan-pelan pantai itu mulai hilang dari halaman
pohon-pohon kelapa tumbang
berganti tiang-tiang dan gemuruh mesin yang penuh kebisingan siang malam
tanpa kesudahan
nestapa yang berkepanjangan akibat keserakahan yang dituhankan
sayang
jalan setapak menuju hamparan laut yang bergelombang
seketika hilang dibalik bau limbah yang berceceran
tangan-tangan yang dulu berebutan mendayung sampan
kini terpaku, terpasung dalam gurita penjajahan
ada pula yang terbuang menembus ruang kewajaran
menuai luka di negeri orang
pantai yang hilang
melambangkan keserakahan yang disulam kekuasaan
menjadi tembang yang melantunkan kematian
Ares Tengah, 26 November 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H