Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Program Bergizi Gratis: Memperkuat Ekonomi Desa?

16 Januari 2025   09:12 Diperbarui: 16 Januari 2025   09:12 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangun Desa Bangun Indonesia (dok. Mahany Ci Bungsu)

Konsep lumbung pangan desa, seperti yang dikembangkan di Desa Bener, Kabupaten Cilacap, menjaga stabilitas ketersediaan pangan. Dengan fokus pada penyediaan cadangan pangan dan pengelolaan yang baik, inisiatif ini berfungsi sebagai benteng pertahanan saat terjadi gejolak harga atau kelangkaan pangan.

Lembaga desa, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan kelompok tani, memainkan peran vital dalam mendukung ketahanan pangan. BUMDes dapat mengelola usaha lumbung pangan dan menyediakan sarana produksi pertanian, sehingga memperkuat kapasitas desa dalam mengelola sumber daya.

Desa didorong untuk mengadopsi inovasi dan teknologi pertanian yang dapat meningkatkan produksi dan efisiensi. Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dari Badan Ketahanan Pangan menunjukkan bagaimana inovasi dapat diterapkan di tingkat rumah tangga untuk mendukung ketahanan pangan.

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di desa adalah kunci keberhasilan program ketahanan pangan. Pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan untuk petani dan masyarakat dilakukan secara berkelanjutan, sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 yang menekankan pemberdayaan masyarakat.

Tanggal 6 Januari 2025 menandai dimulainya program Bergizi Gratis (MBG). Program ini bertujuan untuk membalikkan pergerakan ekonomi nasional dengan pendekatan "bottom up." Dalam ini, desa berperan sebagai bagian penting dari "supply chain" MBG, terutama melalui produk pangan lokal yang dihasilkan oleh para petani.

Ada tiga elemen penting dalam program MBG. Pertama, petani desa berfungsi sebagai penyedia bahan baku. Mereka memainkan peran sentral dalam memastikan ketersediaan produk pangan yang berkualitas. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, program ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan pendapatan petani.

Kedua, Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) berperan sebagai local enterprise yang menghubungkan petani dengan pelaksana program, seperti dapur umum, sekolah, atau pusat distribusi makanan. BUMdes tidak hanya berfungsi sebagai penghubung, tetapi juga sebagai entitas yang mendapatkan pendapatan dari aktivitas ini, yang dapat digunakan untuk pengembangan desa.

Pendapatan yang diperoleh oleh BUMdes dari program MBG bisa digunakan untuk berbagai kegiatan pengembangan desa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan indeks desa, sehingga kualitas hidup masyarakat desa pun meningkat. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga berkontribusi pada pembangunan jangka panjang.

Ketiga, lembaga keuangan mikro menjadi lapisan penting dalam mendukung biaya input pertanian di desa. Dengan memberikan akses pembiayaan kepada petani kecil, lembaga ini membantu meningkatkan produktivitas pertanian. Investasi dalam pertanian akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat ketahanan pangan.

Jika program MBG ini berjalan sesuai rencana, ketiga elemen dalam supply chain akan saling mendukung dan memperkuat ekosistem ekonomi di desa. Program prioritas ini diharapkan mampu menciptakan efek multiplier yang positif bagi ekonomi lokal, sehingga lebih banyak warga desa yang mendapatkan manfaat.

Pendamping desa berperan sebagai elemen penting dalam pemberdayaan desa. Mereka bertindak sebagai advisor yang mengarahkan ketiga elemen di atas untuk berfungsi dengan baik. Keberadaan pendamping desa sangat krusial dalam memastikan program MBG berjalan efektif dan efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun