Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Negara dalam Cermin

21 Desember 2024   03:50 Diperbarui: 21 Desember 2024   03:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Republik Penuh Janji | sumber foto: pinterest/Agus ampuh Wibowo

Di tengah semua kekacauan, seorang kakek bijak berkata, "Kita harus bersyukur masih bisa tertawa." Rakyat pun setuju, meski dengan air mata.

Di balik semua kesedihan, mereka mulai menggali potensi diri. "Jika pemerintah tidak bisa membantu, kita harus saling membantu," ujar seorang ibu.

Dari situ, lahirlah komunitas kecil yang saling mendukung. Mereka berbagi informasi, sumber daya, dan bahkan makanan. "Kami mungkin tidak bisa mengubah negara, tapi kami bisa mengubah lingkungan kami."

Suatu hari, ketika berita buruk kembali menghantam, mereka berkumpul dan tertawa. "Setidaknya kita masih punya satu sama lain," kata seorang pemuda.

Dan begitulah, di tengah cermin negara yang retak, rakyat belajar untuk berdiri bersama, menemukan kekuatan dalam kebersamaan, meski dunia luar tampak seperti lelucon yang tak berujung.

Paji Hajju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun