Di cermin berbingkai emas, dia berdiri, Â
Menyapa bayangan dengan senyum manis, Â
Kata-kata pujian mengalir seperti air, Â
Namun di baliknya, ada cerita yang tersembunyi.
"Kau cantik, kau bijaksana," semua berteriak, Â
Namun beban harapan tak kunjung pudar, Â
Di dapur, dia memasak impian yang hangus, Â
Sementara dunia menilai dari sekadar wajah yang mulus.
"Jadilah kuat, jangan lemah," kata mereka, Â
Sementara hati ini merintih dalam sepi, Â
Dari hijab sampai high heels, semua ada aturan, Â
Seolah hidup ini hanya untuk dilihat orang.
Dia menari di antara harapan dan kenyataan, Â
Kepala tegak, meski lelah menggerai, Â
Mimpi-mimpi terbang di antara tawa dan air mata, Â
Di mana suara hatinya, saat semua hanya melihat rupa?
Di balik cermin berbingkai emas, Â
Ada perempuan yang ingin bebas, Â
Bukan sekadar cantik atau bijaksana, Â
Tapi merdeka, berani, dan bersuara.
Paji Hajju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H