Satu juta di trotoar, seribu terbang ke surga.
Sementara yang lapar menunggu, di sudut yang sama,
Mendengar mantra-mantra, tanpa makna, hampa.
Investasi di surga, dengan bunga berlipat,
Namun di bumi ini, nasib tetap terjerat.
Kepentingan dibungkus dengan lapisan suci,
Sementara rakyat terjaga, dalam mimpi yang mati.
Jadi, inilah wajah, wajah dakwah kapitalis,
Mendekap umat, sambil mengisi dompet yang manis.
Sebuah ironi, dalam balutan doa,
Ketika cinta ditukar, dengan angka dan harta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!