Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Self-Love dalam Lensa Stoik: Menghadapi Tantangan Zaman Modern

2 Desember 2024   13:47 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:58 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
You are Human | sumber foto: pinterest/Jackie Lopez

Filsafat Stoikisme bukan sekadar teori, melainkan juga panduan praktis untuk kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat lebih baik dalam menghadapi tantangan hidup tanpa terpengaruh oleh pandangan negatif orang lain.

Self-love adalah tentang memberi ruang bagi diri kita untuk tumbuh dan berkembang. Dengan menyadari bahwa jiwa, pikiran, dan emosi kita itu penting, kita dapat lebih menghargai diri sendiri dan mencintai diri kita sepenuhnya.

Konsep Amor Fati, atau mencintai takdir, mengajarkan kita untuk menerima segala hal yang terjadi dalam hidup kita. Dengan mencintai diri kita dan perjalanan kita, baik yang menyenangkan maupun yang sulit, kita bisa menemukan kedamaian dalam diri.

Pernyataan "Seseorang berhak dicintai dan mencintai" menggambarkan pentingnya self-love. Kita berhak mencintai diri sendiri tanpa merasa bersalah atau egois. Mencintai diri sendiri memberi kita kekuatan untuk mencintai orang lain dengan tulus.

Dengan mencintai diri sendiri, kita dapat menghindari pandangan negatif yang sering mengganggu pikiran kita. Self-love membantu kita menikmati hidup tanpa beban berlebihan dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.

Seringkali, kita terjebak dalam pemikiran negatif tentang kekurangan kita. Padahal, setiap individu memiliki kelebihan yang unik. Alih-alih meratapi kekurangan, kita harus fokus pada cara untuk mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kelebihan yang kita miliki.

Self-improvement akan sia-sia jika kita tidak mengutamakan cinta pada diri sendiri terlebih dahulu. Kita perlu belajar untuk memaafkan diri dan menjadikan pengalaman buruk sebagai pelajaran agar bisa melangkah maju dengan lebih baik.

Memberikan waktu untuk diri sendiri atau "Me Time" adalah cara yang efektif untuk menjernihkan pikiran dan merayakan pencapaian kita. Ini merupakan bentuk penghargaan kepada diri kita yang perlu dilakukan secara berkala.

Cinta pada diri sendiri sering disalahartikan sebagai egoisme. Namun, cinta pada diri sendiri berarti menghargai diri dan menerima segala hal yang kita miliki, sementara egoisme lebih berfokus pada kepentingan diri tanpa mempedulikan orang lain. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman.

Mencintai diri sendiri adalah fondasi dari kesehatan mental yang baik. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Stoikisme, kita bisa lebih memahami diri kita, mengurangi rasa tidak aman, dan menjalani hidup dengan penuh cinta dan penerimaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun