Film ini juga memberikan penghargaan bagi para pemeran pendukung. Alex Abbad meraih Piala Citra untuk Pemeran Pendukung Pria Terbaik, sementara Sheila Dara Aisha memenangkan kategori Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik. Ini menunjukkan bahwa film ini memiliki pemeran yang kuat dan seimbang.
Donne Maulana berhasil meraih Piala Citra untuk Pencipta Lagu Tema Terbaik dengan lagu Bercinta Lewat Kata. Lagu tema ini menjadi salah satu elemen penting yang menambah kedalaman emosional film, menunjukkan bahwa musik memiliki peran krusial dalam perfilman.
Film ini diproduksi oleh Imajinari dan Cerita Film, menampilkan narasi yang berbeda dari film-film Indonesia pada umumnya. Keberanian Yandy Laurens untuk menjelajahi konsep baru adalah langkah berani yang patut dihargai.
Salah satu aspek menarik dari JCSDFF adalah penggunaan visual hitam-putih. Yandy menjelaskan bahwa pilihan ini mencerminkan titik gelap dalam hidupnya dan ibunya. Ini menambah dimensi artistik yang jarang ditemukan di film-film Indonesia.
Film ini telah tayang selama 64 hari dan menarik lebih dari 651. 074 penonton yang sudah menonton di bioskop. Angka ini menunjukkan bahwa cerita yang diangkat resonan dengan banyak orang, membuktikan bahwa film ini memiliki daya tarik yang luas.
JCSDFF mengisahkan tentang seorang penulis naskah film, Bagus, yang jatuh cinta pada teman lamanya, Hana. Cerita ini menyoroti dinamika hubungan dan tantangan yang dihadapi dalam mengejar cinta dan impian.
Bagus berusaha mengangkat kisahnya ke layar lebar sebagai kejutan untuk Hana. Namun, ia menghadapi dilema ketika teman-temannya menentang ide tersebut. Konflik ini menambah ketegangan dalam cerita dan membuat penonton semakin penasaran.
Situasi semakin rumit ketika Hana menemukan naskah tersebut dan merasakan kemarahan yang mendalam. Ini menjadi titik balik dalam cerita, menunjukkan bagaimana keputusan yang diambil Bagus memengaruhi hubungan mereka.
Selama proses kreatif, Bagus menghadapi berbagai tantangan, termasuk tenggat waktu yang ketat dan tuntutan dari produser. Ini mencerminkan realitas dunia perfilman yang sering kali keras dan penuh tekanan.
Yandy Laurens bukanlah sosok asing dalam dunia perfilman. Sebelumnya, ia telah menggarap berbagai karya menarik seperti Keluarga Cemara dan web series Sore: Istri dari Masa Depan. Prestasi di FFI 2024 menambah panjang daftar pencapaiannya.