Mungkin beberapa langkah yang dapat diambil: kesetaraan akses pendidikan, menciptakan lingkungan yang inklusif, penghapusan stereotip gender, kesadaran gender, peran model yang positif, pendidikan seksual yang inklusif, pemberdayaan perempuan, serta pemantauan dan evaluasi.
Karena dalam memerangi disparitas gender di dunia pendidikan, kolaborasi dan komitmen yang kuat dari semua pihak terlibat sangat penting. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang adil dan inklusif bagi semua pihak, terlepas dari jenis kelamin mereka.
Kita harus menyadari bahwa hak untuk mendapatkan pendidikan berlaku untuk semua orang, tanpa diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, ras, agama, kecacatan, atau faktor lainnya. Ini berlaku untuk semua tahap pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, serta pendidikan vokasional dan pelatihan.
Negara dan pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan akses yang setara dan inklusif terhadap pendidikan bagi semua warga negara, termasuk dengan menghilangkan hambatan seperti biaya pendidikan yang terlalu tinggi, diskriminasi, atau keterbatasan fisik.
Selain itu, pendidikan juga harus mempromosikan nilai-nilai seperti kesetaraan gender, penghormatan terhadap hak asasi manusia, toleransi, dan pemahaman lintas budaya. Dengan memenuhi hak pendidikan, masyarakat dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
Jadi, menempuh pendidikan adalah hak asasi manusia yang penting dan harus diakui serta dihormati oleh semua pihak.
Laki-laki yang berpendidikan tinggi akan menciptakan karir yang bagus, sedangkan perempuan yang berpendidikan tinggi akan menciptakan generasi yang luar biasa. Terlepas dari ingin menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga, sebaiknya seorang wanita mengenyam pendidikan tinggi terlebih dahulu.
Paji HajjuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H