Konsep Dasar Psikologi Pelatihan dan Pengembangan SDM Berkualitas dan berdaya saing
      Kualitas sumber daya manusia berpengaruh pada keberhasilan suatu organisasi/perusahaan dalam mencapai tujuan. Sumber daya manusia kompeten yang siap bersaing dalam kancah global menjadi penentu tercapainya tujuan, sekaligus mengokohkan eksistensi organisasi/perusahaan. Karyawan yang memiliki kecakapan dalam mengendalikan suatu permasalahan merupakan produk yang terlahir dari proses pelatihan dan pengembangan yang diselenggarakan organisasi/perusahaan.
      Keberanian investasi perusahaan dalam menyelenggarakan training development berkala, akan mengantarkan pada puncak performance karyawan. Skill standar terbentuk, kepiawaian mengatasi problem, ketelitian menjalani proses, keluwesan bergaul, pengalaman dan keberanian, penguasaan teknologi yang berubah cepat. Pemahaman konsep dasar psikologi pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia menjadi kunci untuk bisa mewujudkan kompetensi karyawan berkualitas dan berdaya saing.
      Pertama: makna hakikat psikologi pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia berkualitas.Â
      Sutrisno dalam Syahputra & Tanjung (2020) memaknai pelatihan sebagai kegiatan yang dapat memperoleh, meningkatkan dan mengembangkan potensi pada produktivitas pegawai, menghasilkan bentukan karyawan yang lebih disiplin, terampilan dan ahli. Sementara pengembangan dimaknai sebagai kegiatan yang selalu diarahkan dalam menyiapkan pegawai pindahan  untuk mendapatkan jabatan baru dengan mengadakan pengembangan, perubahan dan pertumbuhan di dalam suatu organisasi.
      Hakikat dari pengembangan SDM adalah upaya terencana dari organisasi untuk meningkatkan kompetensi yang dilakukan terus-menerus dalam jangka panjang, dilakukan untuk menjamin ketersediaan SDM sesuai dengan kebutuhan jabatan, ditujukan untuk peningkatan kinerja individu yang bermuara pada kinerja organisasi.
      Kedua: Esensi makna psikologi pelatihan dan pengembangan SDM berkualitasÂ
      Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan secara rutin dapat membantu menambah kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Melakukan pelatihan dan pengembangan karyawan yang ada jauh lebih baik dan lebih hemat dibandingkan melatih dan mengembangkan karyawan baru.
      Secara psikologis pelatihan dan pengembangan dapat membuat pegawai menjadi lebih percaya diri dan merasa bahwa perusahaan sangat peduli terhadap karyawannya dalam bentuk perhatian terhadap upgrade skill yang dibutuhkan sebagai bekal kerja. Pelatihan yang efektif harus mempertimbangkan faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, dan kepuasan kerja. Ketika karyawan puas dan merasa dihargai, maka motivasi untuk berkontribusi secara maksimal tumbuh secara alami. Ketika ditunjang dengan kondusifitas lingkungan munculah rasa memiliki, loyalitas, keterlibatan yang tinggi, sehingga mendorong produktivitas dan inovasi dari karyawan.
      Ketiga: Tujuan pelatihan dan pengembangan SDM berkualitasÂ
      Pada prinsipnya, pelatihan dan pengembangan SDM dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kepentingan perusahaan/organisasi itu sendiri. Tujuan organisasi perusahaan melaksanakan pelatihan adalah untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas tertentu, meningkatkan kualitas karyawan, dan terus melakukan perbaikan, sehingga perusahaan perlu mengejar tujuan secara tepat.
      Selain itu tujuannya adalah untuk membantu karyawan membuat keputusan kinerja lebih baik, meningkatkan kemampuan karyawan untuk menyelesaikan masalah, mengatasi stress dan frustrasi dari dampak konflik yang timbul.
      Keempat: Komponen Sasaran pelatihan dan pengembangan SDM
      Komponen pelatihan dan pengembangan SDM harus didasarkan pada pertimbangan psikologis, diantaranya : a) penetapan tujuan yang baik akan membantu memotivasi karyawan berkomitmen pada proses pembelajaran. b) sasaran yang spesifik akan menghasilkan kinerja yang lebih baik, c) pemilihan peserta yang sesuai dengan kualifikasi akan mempengaruhi efektivitas pelatihan, d) materi yang relevan akan memudahkan dalam menginternalisasi pengetahuan baru, e) Metode pelatihan yang sesuai akan meningkatkan efektivitas pelatihan.
Disarikan dari buku ajar Psikologi Pendidikan Prof A Rusdiana, MM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H